Bandung, Jawa Barat, Indonesia
MenZone

Rambut Mundur Teratur: Penipisan yang Dialami Banyak Pria

Ditulis oleh Hagi Hagoromo Dipublikasikan pada 14 October 2025

Rambut Mundur Teratur: Penipisan yang Dialami Banyak Pria

Ada momen ketika seorang pria berdiri di depan cermin, menyisir rambutnya, lalu menyadari sesuatu yang mengganggu: garis rambut tampak bergeser. Perlahan, dahi yang dulu sempit kini seperti lapangan parkir yang makin luas. 

Penipisan rambut pada pria bukan cerita asing. Sekitar separuh pria mengalaminya ketika memasuki usia 50-an, dan sebagian bahkan jauh lebih cepat. Faktor genetik adalah tersangka utama. Jika ayah atau kakek mulai botak di usia muda, kemungkinan besar tiket menuju arah yang sama sudah diwariskan.

Namun, bukan hanya gen yang berperan. Stres kronis, pola makan yang buruk, hingga kebiasaan merokok bisa mempercepat gugurnya helai rambut. Kulit kepala yang sering terpapar bahan kimia keras atau perlakuan kasar juga memberi kontribusi. Jadi, meski gen sudah “berbicara”, gaya hidup tetap bisa mempercepat atau memperlambat prosesnya.

Banyak pria mencoba berbagai cara: dari sampo penumbuh, minyak ajaib, hingga doa-doa khusus setiap malam. Beberapa berhasil memperlambat, sebagian lain hanya membuat rambut lebih harum tapi tetap tipis. Obat medis seperti minoxidil atau finasteride terbukti bisa membantu, tapi harus digunakan dengan disiplin dan sebaiknya di bawah pengawasan dokter.

Baca Juga: Cara Pria Berdamai dengan Kebotakan

Ada juga yang memilih jalur instan: transplantasi rambut. Proses ini memindahkan folikel sehat ke area botak, dan hasilnya bisa permanen. Tentu, dompet pun ikut menipis seiring rambut yang menebal kembali. Pilihan lain? Mencukur habis kepala hingga plontos, yang sering justru membuat penampilan lebih tegas, macho, bahkan tampak lebih muda.

Tapi, rambut bukan satu-satunya sumber percaya diri. Olahraga teratur, berpakaian rapi, dan menjaga tubuh tetap sehat bisa menutupi kegalauan soal helai yang rontok. Banyak pria botak sukses membuktikan karisma tidak bergantung pada rambut—coba saja lihat Dwayne “The Rock” Johnson atau Vin Diesel. Mereka tidak menunggu rambut tumbuh, tetapi langsung membiarkan sinar lampu menyoroti kepala mengilap mereka.

Untuk yang belum siap gundul, perawatan harian sederhana tetap penting. Menyisir dengan lembut, menjaga kebersihan kulit kepala, serta mengurangi stres adalah langkah kecil yang berdampak besar. Jangan remehkan pola makan: protein, zat besi, vitamin, hingga zinc adalah bahan bakar bagi folikel rambut.

Baca Juga: Perawatan Pasca-Cukur dengan Aftershave

Yang perlu diingat, penipisan rambut bukanlah akhir dunia. Ia hanya bagian dari proses alami yang dialami banyak pria. Menyikapinya dengan humor seringkali membantu. Saat teman menggoda, “Wah, rambut makin surut!” Anda bisa menjawab santai, “Bukan surut, ini mundur taktis—membuka jalan buat otak yang makin berkembang.”

Pada akhirnya, rambut hanyalah bingkai wajah. Yang lebih penting adalah bagaimana seorang pria berdiri, tersenyum, dan menjalani hidup dengan percaya diri. Penipisan boleh datang, tapi pesona tidak harus ikut berkurang. [][Rommy Rimbarawa/TBV]

Artikel Terkait

Rahasia Rambut Kuat dari Akar
HairCare

30 Oct 2025

Rahasia Rambut Kuat dari Akar

Rambut kuat berasal dari akar sehat, nutrisi cukup, dan kebiasaan kecil yang konsisten — bukan dari produk instan.

Rambut yang Berbicara: Saat Mahkota Butuh Didengar
HairCare

28 Oct 2025

Rambut yang Berbicara: Saat Mahkota Butuh Didengar

Rambut juga punya bahasa sendiri — dengarkan sinyalnya, rawat dengan lembut, dan biarkan kilaunya jadi cermin keseimbangan diri.

Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik?
MythBuster

14 Oct 2025

Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik?

MITOS: Banyak orang bilang, produk perawatan kulit yang mahal selalu lebih baik. FAKTA: Di rak toko kosmetik atau etalase daring, kita sering menemukan produk perawatan kulit dengan harga yang membuat dompet ikut berkeringat. Botolnya elegan, kemasannya mewah, bahkan namanya terdengar seperti bahasa asing yang sulit diucapkan. Lalu muncul pertanyaan klasik: apakah mahal selalu berarti lebih baik? Banyak orang percaya harga tinggi identik dengan kualitas. Memang, produk mahal biasanya menawarkan riset mendalam, teknologi mutakhir, dan bahan-bahan langka yang jarang ditemui pada produk kelas menengah. Namun, kenyataannya, tidak semua kulit membutuhkan kemewahan semacam itu. Kulit adalah organ unik—apa yang cocok untuk satu orang, bisa jadi bencana bagi yang lain. Krim bernilai jutaan rupiah mungkin mengandung bahan aktif berkonsentrasi tinggi, tetapi jika kulit sensitif, hasilnya bisa berupa ruam, gatal, atau jerawat mendadak. Produk sederhana yang harganya ramah kantong kadang justru lebih aman dan efektif. Baca Juga: Benarkah Semua Sinar Matahari Buruk untuk Kulit? Selain itu, harga seringkali dipengaruhi faktor di luar isi produk itu sendiri. Biaya kemasan mewah, kampanye iklan besar-besaran, hingga citra merek premium ikut menambah angka di label harga. Tidak jarang, yang kita bayar sebagian besar adalah ‘gengsi’, bukan hanya kandungan. Produk murah pun tidak bisa diremehkan. Banyak brand lokal maupun internasional menghadirkan rangkaian perawatan berbahan aktif terbukti secara ilmiah—seperti niacinamide, salicylic acid, atau hyaluronic acid—dengan harga terjangkau. Hasilnya bisa sama baiknya, asal digunakan dengan konsisten dan sesuai kebutuhan kulit. Rahasia perawatan kulit bukan terletak pada seberapa mahal produk, melainkan pada pemahaman kebutuhan kulit pribadi. Apakah kulit berminyak, kering, sensitif, atau kombinasi? Apakah butuh fokus pada jerawat, hidrasi, atau penuaan dini? Mengetahui hal ini lebih penting daripada sekadar mengejar harga tinggi. Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Penggunaan Bahan Berbahaya di Kosmetik? Dermatologis sering menekankan, rutinitas sederhana dengan tiga langkah—membersihkan, melembapkan, dan melindungi dengan tabir surya—sudah cukup sebagai dasar perawatan kulit. Produk mahal bisa menjadi tambahan, tapi bukan kewajiban mutlak untuk mendapatkan kulit sehat. Pada akhirnya, membeli produk mahal sah-sah saja jika memang sesuai dengan kebutuhan dan kantong. Tetapi percaya bahwa harga tinggi otomatis lebih baik, jelas tidak selalu benar. Yang lebih bijak adalah memahami kulit sendiri, memilih produk yang tepat, dan merawatnya dengan konsisten. Karena kulit bukanlah ajang pamer harga, melainkan cermin kesehatan. Bukan soal seberapa mahal krim di meja rias, tetapi seberapa baik kita menjaganya dari hari ke hari. [][Eva Evilia/TBV]

Midweek Recharge: Cara Sederhana Menyegarkan Tubuh dan Pikiran di Tengah Minggu Padat
PersonalCare

29 Oct 2025

Midweek Recharge: Cara Sederhana Menyegarkan Tubuh dan Pikiran di Tengah Minggu Padat

Rabu bisa jadi momen untuk recharge energi, cukup dengan ritual kecil yang menenangkan tubuh dan pikiran.