fakta
Discover 3 articles tagged with fakta
14 Oct 2025
Benarkah Produk Solid Cosmetic Lebih Aman?
Pernahkah Anda tergoda membeli sampo atau sabun batangan karena label ‘ramah lingkungan’? Di musim hujan 2025, produk solid cosmetic—seperti bar shampoo atau sabun wajah tanpa air—sedang naik daun di Indonesia. Banyak yang percaya produk ini lebih aman karena minim bahan kimia dan kemasan plastik. Namun, apakah benar solid cosmetic selalu lebih baik untuk kulit Anda, terutama di cuaca lembap? Mari kita bongkar mitos dan fakta di balik tren kecantikan berkelanjutan ini, dengan inspirasi dari produk lokal Indonesia. Apa Itu Solid Cosmetic? Solid cosmetic adalah produk tanpa kandungan air, seperti sabun batang, sampo padat, atau moisturizer bar. Produk ini digemari karena hemat tempat dan ramah lingkungan. Misalnya, UMKM Indonesia banyak memproduksi sampo batang berbahan kelapa atau bambu. Menurut Journal of Cleaner Production [2023], produk ini mengurangi limbah plastik hingga 60%. Namun, ‘alami’ tidak selalu berarti lebih aman, terutama jika penyimpanan salah di musim hujan. Mitos: Solid Cosmetic Selalu Aman Banyak yang mengira solid cosmetic bebas dari risiko karena minim pengawet. Sayangnya, ini tidak sepenuhnya benar. Kelembapan tinggi di musim hujan bisa membuat produk ini menyerap air, menciptakan lingkungan ideal untuk bakteri atau jamur. BPOM [2025] melaporkan bahwa produk solid yang tidak disimpan kering meningkatkan risiko kontaminasi hingga 15%. Oleh karena itu, anggapan bahwa semua solid cosmetic lebih aman adalah mitos yang perlu diluruskan. Fakta: Keamanan Bergantung Penyimpanan Agar aman, simpan solid cosmetic di tempat kering, seperti wadah berlubang. Selain itu, pilih produk dengan label BPOM untuk memastikan bebas dari bahan berbahaya seperti merkuri. Banyak sabun batang lokal menggunakan ekstrak daun sirih, yang memiliki sifat antiseptik alami. Bayangkan sabun ini seperti pelindung setia yang menjaga kulit Anda tetap bersih, asal disimpan dengan benar. Jika lembap, produk bisa jadi sarang bakteri, bukan solusi kecantikan. Cara Memakai Solid Cosmetic dengan Aman Gunakan sampo atau sabun batang dengan cara menggosoknya di tangan basah hingga berbusa, lalu aplikasikan ke kulit atau rambut. Bilas hingga bersih, dan keringkan produk setelah digunakan. Untuk hasil maksimal, kombinasikan dengan pelembap ringan di musim hujan. Langkah ini seperti merawat sahabat setia agar tetap berfungsi dengan baik. Dengan begitu, Anda menikmati manfaat berkelanjutan tanpa khawatir risiko kesehatan. Solid cosmetic menawarkan kecantikan ramah lingkungan, tetapi bukan berarti selalu lebih aman. Kelembapan musim hujan menuntut penyimpanan ekstra hati-hati dan pemilihan produk terdaftar BPOM. Dengan bahan lokal seperti daun sirih atau kelapa, Anda bisa merangkul tren ini sambil menjaga kulit tetap sehat. Jelajahi artikel kami di rubrik SkinCare untuk tips serum alami pelengkap rutinitas Anda. Pilih dengan bijak, dan biarkan kecantikan Anda bersinar alami! [][Vikalena Lasmoskwa/TBV] Sumber Eksternal: BPOM: Keamanan Produk Kosmetik Journal of Cleaner Production [2023], “Sustainable Cosmetics and Waste Reduction”
14 Oct 2025
Tiga Mitos Masker Wajah dan Fakta di Baliknya
MITOS: Mulai dari sering pakai masker, sampai pengganti skincare, mana yang benar? FAKTA: Masker wajah sudah lama jadi sahabat setia dalam rutinitas kecantikan. Dari generasi ke generasi, orang percaya bahwa masker bisa jadi jalan pintas menuju kulit yang sehat bercahaya. Tak heran, setiap kali ada tren masker baru—mulai dari clay mask, sheet mask, sampai masker peel-off—peminatnya langsung berbondong-bondong mencoba. Apa saja mitos tentang masker wajah? Mitos pertama: Semakin sering pakai masker, semakin cepat kulit mulus. Banyak orang percaya kalau kulit akan lebih cepat glowing jika masker dipakai setiap hari. Padahal, faktanya, kulit punya batas toleransi. Masker yang terlalu sering dipakai bisa merusak skin barrier, menyebabkan kulit kering, kemerahan, bahkan jerawat. Dermatolog biasanya menyarankan penggunaan 1–3 kali seminggu, tergantung jenis kulit dan kandungan masker. Jadi, lebih sering bukan berarti lebih cepat hasilnya. Selain itu, efek masker biasanya hanya bersifat sementara. Misalnya, clay mask bisa langsung membuat kulit terasa segar dan pori-pori lebih bersih, tapi hasil permanen tidak bisa dicapai hanya dengan rutinitas masker saja. Kunci kulit sehat tetap ada pada konsistensi perawatan harian, bukan jumlah masker yang digunakan. Baca Juga: Apakah Parfum Harus Disemprot ke Seluruh Tubuh? Mitos kedua: Semua masker cocok untuk semua jenis kulit. Siapa yang tak tergoda dengan iklan masker yang menjanjikan kulit cerah dalam sekejap? Sayangnya, faktanya setiap kulit punya kebutuhan unik. Kulit berminyak memang cocok dengan clay mask yang menyerap sebum berlebih, tapi bagi kulit kering, masker jenis ini justru bisa membuat kulit makin kaku dan bersisik. Untuk kulit sensitif, salah pilih masker bisa jadi mimpi buruk. Kandungan tertentu seperti parfum atau alkohol bisa memicu iritasi. Karena itu, penting membaca label bahan sebelum membeli. Masker yang populer di media sosial belum tentu ramah untuk kulitmu sendiri. Mitos ketiga: Masker bisa menggantikan skincare harian. Banyak orang merasa cukup hanya dengan pakai masker seminggu sekali, tanpa repot membersihkan wajah atau memakai pelembap. Faktanya, masker hanya booster tambahan, bukan fondasi utama perawatan kulit. Rutinitas dasar seperti membersihkan wajah, memakai serum, pelembap, dan tabir surya tetap tak tergantikan. Baca Juga: Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik? Masker bekerja layaknya ‘dukungan ekstra’ untuk kulit. Misalnya, sheet mask bisa memberikan hidrasi instan, tapi tanpa pelembap, efek itu akan cepat hilang. Sama halnya dengan masker vitamin C yang mencerahkan, hasilnya akan percuma bila kamu tidak melindungi kulit dari matahari dengan sunscreen. Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan? Pertama, kenali jenis kulitmu sebelum memilih masker. Kedua, gunakan dalam frekuensi yang tepat. Ketiga, jangan malas melakukan skincare harian meski sudah rutin memakai masker. Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan manfaat maksimal tanpa terjebak mitos. Masker wajah memang bisa jadi momen me-time yang menyenangkan. Duduk santai dengan masker favorit sambil mendengarkan musik atau membaca buku tentu menenangkan hati. Tapi ingat, manfaatnya baru terasa bila digunakan dengan pengetahuan yang benar. Jadi, biarkan masker jadi pelengkap, bukan pengganti. [][Eva Evilia/TBV]
14 Oct 2025
Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik?
MITOS: Banyak orang bilang, produk perawatan kulit yang mahal selalu lebih baik. FAKTA: Di rak toko kosmetik atau etalase daring, kita sering menemukan produk perawatan kulit dengan harga yang membuat dompet ikut berkeringat. Botolnya elegan, kemasannya mewah, bahkan namanya terdengar seperti bahasa asing yang sulit diucapkan. Lalu muncul pertanyaan klasik: apakah mahal selalu berarti lebih baik? Banyak orang percaya harga tinggi identik dengan kualitas. Memang, produk mahal biasanya menawarkan riset mendalam, teknologi mutakhir, dan bahan-bahan langka yang jarang ditemui pada produk kelas menengah. Namun, kenyataannya, tidak semua kulit membutuhkan kemewahan semacam itu. Kulit adalah organ unik—apa yang cocok untuk satu orang, bisa jadi bencana bagi yang lain. Krim bernilai jutaan rupiah mungkin mengandung bahan aktif berkonsentrasi tinggi, tetapi jika kulit sensitif, hasilnya bisa berupa ruam, gatal, atau jerawat mendadak. Produk sederhana yang harganya ramah kantong kadang justru lebih aman dan efektif. Baca Juga: Benarkah Semua Sinar Matahari Buruk untuk Kulit? Selain itu, harga seringkali dipengaruhi faktor di luar isi produk itu sendiri. Biaya kemasan mewah, kampanye iklan besar-besaran, hingga citra merek premium ikut menambah angka di label harga. Tidak jarang, yang kita bayar sebagian besar adalah ‘gengsi’, bukan hanya kandungan. Produk murah pun tidak bisa diremehkan. Banyak brand lokal maupun internasional menghadirkan rangkaian perawatan berbahan aktif terbukti secara ilmiah—seperti niacinamide, salicylic acid, atau hyaluronic acid—dengan harga terjangkau. Hasilnya bisa sama baiknya, asal digunakan dengan konsisten dan sesuai kebutuhan kulit. Rahasia perawatan kulit bukan terletak pada seberapa mahal produk, melainkan pada pemahaman kebutuhan kulit pribadi. Apakah kulit berminyak, kering, sensitif, atau kombinasi? Apakah butuh fokus pada jerawat, hidrasi, atau penuaan dini? Mengetahui hal ini lebih penting daripada sekadar mengejar harga tinggi. Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Penggunaan Bahan Berbahaya di Kosmetik? Dermatologis sering menekankan, rutinitas sederhana dengan tiga langkah—membersihkan, melembapkan, dan melindungi dengan tabir surya—sudah cukup sebagai dasar perawatan kulit. Produk mahal bisa menjadi tambahan, tapi bukan kewajiban mutlak untuk mendapatkan kulit sehat. Pada akhirnya, membeli produk mahal sah-sah saja jika memang sesuai dengan kebutuhan dan kantong. Tetapi percaya bahwa harga tinggi otomatis lebih baik, jelas tidak selalu benar. Yang lebih bijak adalah memahami kulit sendiri, memilih produk yang tepat, dan merawatnya dengan konsisten. Karena kulit bukanlah ajang pamer harga, melainkan cermin kesehatan. Bukan soal seberapa mahal krim di meja rias, tetapi seberapa baik kita menjaganya dari hari ke hari. [][Eva Evilia/TBV]
Showing 1-3 of 3