Bandung, Jawa Barat, Indonesia
MythBuster

Tiga Mitos Masker Wajah dan Fakta di Baliknya

Ditulis oleh Hagi Hagoromo Dipublikasikan pada 14 October 2025

Tiga Mitos Masker Wajah dan Fakta di Baliknya

MITOS: Mulai dari sering pakai masker, sampai pengganti skincare, mana yang benar?

FAKTA: Masker wajah sudah lama jadi sahabat setia dalam rutinitas kecantikan. Dari generasi ke generasi, orang percaya bahwa masker bisa jadi jalan pintas menuju kulit yang sehat bercahaya. Tak heran, setiap kali ada tren masker baru—mulai dari clay mask, sheet mask, sampai masker peel-off—peminatnya langsung berbondong-bondong mencoba. Apa saja mitos tentang masker wajah?

Mitos pertama: Semakin sering pakai masker, semakin cepat kulit mulus.

Banyak orang percaya kalau kulit akan lebih cepat glowing jika masker dipakai setiap hari. Padahal, faktanya, kulit punya batas toleransi. Masker yang terlalu sering dipakai bisa merusak skin barrier, menyebabkan kulit kering, kemerahan, bahkan jerawat. Dermatolog biasanya menyarankan penggunaan 1–3 kali seminggu, tergantung jenis kulit dan kandungan masker. Jadi, lebih sering bukan berarti lebih cepat hasilnya.

Selain itu, efek masker biasanya hanya bersifat sementara. Misalnya, clay mask bisa langsung membuat kulit terasa segar dan pori-pori lebih bersih, tapi hasil permanen tidak bisa dicapai hanya dengan rutinitas masker saja. Kunci kulit sehat tetap ada pada konsistensi perawatan harian, bukan jumlah masker yang digunakan.

Baca Juga: Apakah Parfum Harus Disemprot ke Seluruh Tubuh?

Mitos kedua: Semua masker cocok untuk semua jenis kulit.

Siapa yang tak tergoda dengan iklan masker yang menjanjikan kulit cerah dalam sekejap? Sayangnya, faktanya setiap kulit punya kebutuhan unik. Kulit berminyak memang cocok dengan clay mask yang menyerap sebum berlebih, tapi bagi kulit kering, masker jenis ini justru bisa membuat kulit makin kaku dan bersisik.

Untuk kulit sensitif, salah pilih masker bisa jadi mimpi buruk. Kandungan tertentu seperti parfum atau alkohol bisa memicu iritasi. Karena itu, penting membaca label bahan sebelum membeli. Masker yang populer di media sosial belum tentu ramah untuk kulitmu sendiri.

Mitos ketiga: Masker bisa menggantikan skincare harian.

Banyak orang merasa cukup hanya dengan pakai masker seminggu sekali, tanpa repot membersihkan wajah atau memakai pelembap. Faktanya, masker hanya booster tambahan, bukan fondasi utama perawatan kulit. Rutinitas dasar seperti membersihkan wajah, memakai serum, pelembap, dan tabir surya tetap tak tergantikan.

Baca Juga: Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik?

Masker bekerja layaknya ‘dukungan ekstra’ untuk kulit. Misalnya, sheet mask bisa memberikan hidrasi instan, tapi tanpa pelembap, efek itu akan cepat hilang. Sama halnya dengan masker vitamin C yang mencerahkan, hasilnya akan percuma bila kamu tidak melindungi kulit dari matahari dengan sunscreen.

Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan? Pertama, kenali jenis kulitmu sebelum memilih masker. Kedua, gunakan dalam frekuensi yang tepat. Ketiga, jangan malas melakukan skincare harian meski sudah rutin memakai masker. Dengan cara ini, kamu bisa mendapatkan manfaat maksimal tanpa terjebak mitos.

Masker wajah memang bisa jadi momen me-time yang menyenangkan. Duduk santai dengan masker favorit sambil mendengarkan musik atau membaca buku tentu menenangkan hati. Tapi ingat, manfaatnya baru terasa bila digunakan dengan pengetahuan yang benar. Jadi, biarkan masker jadi pelengkap, bukan pengganti. [][Eva Evilia/TBV]

Artikel Terkait

Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik?
MythBuster

14 Oct 2025

Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik?

MITOS: Banyak orang bilang, produk perawatan kulit yang mahal selalu lebih baik. FAKTA: Di rak toko kosmetik atau etalase daring, kita sering menemukan produk perawatan kulit dengan harga yang membuat dompet ikut berkeringat. Botolnya elegan, kemasannya mewah, bahkan namanya terdengar seperti bahasa asing yang sulit diucapkan. Lalu muncul pertanyaan klasik: apakah mahal selalu berarti lebih baik? Banyak orang percaya harga tinggi identik dengan kualitas. Memang, produk mahal biasanya menawarkan riset mendalam, teknologi mutakhir, dan bahan-bahan langka yang jarang ditemui pada produk kelas menengah. Namun, kenyataannya, tidak semua kulit membutuhkan kemewahan semacam itu. Kulit adalah organ unik—apa yang cocok untuk satu orang, bisa jadi bencana bagi yang lain. Krim bernilai jutaan rupiah mungkin mengandung bahan aktif berkonsentrasi tinggi, tetapi jika kulit sensitif, hasilnya bisa berupa ruam, gatal, atau jerawat mendadak. Produk sederhana yang harganya ramah kantong kadang justru lebih aman dan efektif. Baca Juga: Benarkah Semua Sinar Matahari Buruk untuk Kulit? Selain itu, harga seringkali dipengaruhi faktor di luar isi produk itu sendiri. Biaya kemasan mewah, kampanye iklan besar-besaran, hingga citra merek premium ikut menambah angka di label harga. Tidak jarang, yang kita bayar sebagian besar adalah ‘gengsi’, bukan hanya kandungan. Produk murah pun tidak bisa diremehkan. Banyak brand lokal maupun internasional menghadirkan rangkaian perawatan berbahan aktif terbukti secara ilmiah—seperti niacinamide, salicylic acid, atau hyaluronic acid—dengan harga terjangkau. Hasilnya bisa sama baiknya, asal digunakan dengan konsisten dan sesuai kebutuhan kulit. Rahasia perawatan kulit bukan terletak pada seberapa mahal produk, melainkan pada pemahaman kebutuhan kulit pribadi. Apakah kulit berminyak, kering, sensitif, atau kombinasi? Apakah butuh fokus pada jerawat, hidrasi, atau penuaan dini? Mengetahui hal ini lebih penting daripada sekadar mengejar harga tinggi. Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Penggunaan Bahan Berbahaya di Kosmetik? Dermatologis sering menekankan, rutinitas sederhana dengan tiga langkah—membersihkan, melembapkan, dan melindungi dengan tabir surya—sudah cukup sebagai dasar perawatan kulit. Produk mahal bisa menjadi tambahan, tapi bukan kewajiban mutlak untuk mendapatkan kulit sehat. Pada akhirnya, membeli produk mahal sah-sah saja jika memang sesuai dengan kebutuhan dan kantong. Tetapi percaya bahwa harga tinggi otomatis lebih baik, jelas tidak selalu benar. Yang lebih bijak adalah memahami kulit sendiri, memilih produk yang tepat, dan merawatnya dengan konsisten. Karena kulit bukanlah ajang pamer harga, melainkan cermin kesehatan. Bukan soal seberapa mahal krim di meja rias, tetapi seberapa baik kita menjaganya dari hari ke hari. [][Eva Evilia/TBV]

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap
MythBuster

30 Oct 2025

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap

Kulit berminyak tetap membutuhkan pelembap — bukan untuk menambah minyak, tapi untuk menyeimbangkan hidrasi alami kulit.

Kulit Kering Karena Hanya Kurang Minum, Benarkah?
MythBuster

10 Nov 2025

Kulit Kering Karena Hanya Kurang Minum, Benarkah?

Kulit kering bukan semata karena kurang minum, tapi karena lapisan pelindung kulit tidak terjaga. Kombinasikan hidrasi dari dalam dan luar untuk hasil optimal.

Skincare Pria untuk Wajah Cerah
MenZone

14 Oct 2025

Skincare Pria untuk Wajah Cerah

Pernahkah Anda menatap cermin setelah seharian di tengah hujan dan kemacetan, lalu merasa wajah tampak lelah dan kusam?  Di musim hujan Oktober 2025, polusi kota seperti Jakarta atau Bandung, ditambah udara lembap, sering meredupkan kilau wajah pria. Namun, skincare bukan hal rumit atau hanya untuk wanita. Dengan rutinitas sederhana dan bahan alami Indonesia, seperti kopi atau temulawak, Anda bisa mengembalikan wajah cerah yang mencerminkan semangat.   Bayangkan melangkah ke kantor atau bertemu teman dengan wajah segar, meski hujan rintik-rintik membasahi jaket Anda. Skincare pria adalah tentang kepraktisan—tak perlu banyak produk, hanya beberapa langkah yang tepat. Menurut Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology [2023], polusi dapat meningkatkan kerusakan kulit hingga 20% tanpa perawatan rutin. Oleh karena itu, rutinitas ini adalah cara mudah untuk meningkatkan kepercayaan diri, baik saat rapat penting atau nongkrong di kafe. Baca Juga: 12 Langkah Merawat Area Intim Pria Mulai dengan Pembersihan dan Perlindungan   Langkah pertama menuju wajah cerah adalah membersihkan kulit dengan benar. Kulit pria cenderung lebih berminyak, dan polusi musim hujan menyumbat pori, membuat wajah tampak lelah. Gunakan pembersih berbasis gel dengan ekstrak kopi Bali, yang kaya antioksidan untuk melawan radikal bebas dari asap kendaraan. Pijat wajah selama 30 detik setiap pagi dan malam, lalu bilas dengan air suam-suam kuku. Rasanya seperti menyegarkan wajah Anda setelah seharian berjuang di tengah cuaca tropis.   Setelah membersihkan, jangan lewatkan sunscreen SPF 30 bertekstur gel, ideal untuk kulit pria yang cenderung berminyak. Banyak produk lokal mengandung ekstrak teh hijau, yang mengontrol minyak sekaligus melindungi dari sinar UV, bahkan di hari mendung. Aplikasikan secukupnya—sekitar dua jari penuh—sebelum keluar rumah, dan ulangi jika terpapar hujan. BPOM [2025] menyatakan bahwa sunscreen rutin mengurangi penuaan dini hingga 70% di iklim tropis. Langkah ini seperti perisai yang menjaga wajah Anda tetap cerah, meski cuaca tak menentu.   Anda juga bisa menambahkan serum ringan berbasis temulawak setelah pembersihan. Temulawak, bahan lokal yang banyak digunakan UMKM Indonesia, mengandung kurkumin untuk mencerahkan kulit. Cukup 2-3 tetes, pijat perlahan hingga menyerap. Serum ini seperti setetes energi untuk wajah Anda, membantu melawan kusam tanpa terasa lengket, cocok untuk pria yang mengutamakan kepraktisan. Baca Juga: Skincare Pria untuk Kulit Kusam Dukung Kulit dari Dalam   Skincare dari luar perlu diperkuat dari dalam untuk hasil maksimal. Makanan kaya zinc, seperti ikan laut atau kacang mede dari pasar lokal, mendukung regenerasi kulit. Penelitian di Journal of Dermatology [2023] menunjukkan bahwa zinc mempercepat perbaikan kulit hingga 10% dalam tiga bulan. Tambahkan semangkuk sup ikan atau segenggam kacang mede ke menu harian Anda, dan pastikan minum cukup air untuk mengeluarkan racun, termasuk polutan yang terserap kulit.   Bayangkan tubuh Anda seperti mesin yang membutuhkan bahan bakar berkualitas. Nutrisi ini tidak hanya baik untuk kulit, tetapi juga meningkatkan energi sehari-hari. Misalnya, segelas jus jambu biji lokal, kaya vitamin C, bisa menjadi pendamping sempurna untuk rutinitas Anda. Dengan begitu, wajah Anda mendapat dorongan alami untuk tetap cerah, meski musim hujan membuat hari terasa kelabu. Skincare pria untuk wajah cerah tidak perlu memakan waktu atau tenaga. Dengan pembersih kopi, sunscreen, serum temulawak, dan nutrisi seimbang, Anda bisa menghadapi musim hujan dengan wajah segar yang memancarkan kepercayaan diri. Bahan lokal Indonesia menambah keajaiban pada rutinitas ini, menjadikannya praktis dan dekat dengan keseharian. Untuk tips lain, jelajahi artikel kami di rubrik SkinCare tentang skinimalisme. Mulailah sekarang, dan biarkan wajah Anda mencerminkan semangat pria modern! [][Rommy Rimbarawa/TBV] Sumber Eksternal:   [BPOM: Keamanan Produk Skincare][https://www.pom.go.id]   Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology [2023], “Pollution and Male Skin Health”   Journal of Dermatology [2023], “Zinc and Skin Regeneration”