Bandung, Jawa Barat, Indonesia
PersonalCare

Kuku Rapuh dan Mudah Patah, Bagaimana Mengatasinya?

Ditulis oleh Hagi Hagoromo Dipublikasikan pada 14 October 2025

Kuku Rapuh dan Mudah Patah, Bagaimana Mengatasinya?

Kuku jemari, baik pada pria maupun wanita, bisa menjadi indikator kesehatan tubuh sekaligus bagian penting dari penampilan. Namun, kuku sering kali menghadapi berbagai masalah yang memengaruhi fungsi dan estetikanya.

Kuku jari adalah bagian tubuh yang sering terpapar kotoran dan bakteri. Jika kebersihan kuku tidak diperhatikan, kuman dapat menumpuk di bawah kuku dan meningkatkan risiko infeksi, seperti paronikia atau infeksi bakteri di sekitar kuku. Selain itu, kuku yang kotor dapat menjadi sumber penyebaran penyakit, terutama jika tangan sering bersentuhan dengan makanan atau wajah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan kuku adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan secara keseluruhan.

Selain aspek kesehatan, kuku yang terawat mencerminkan kebersihan dan kepribadian seseorang. Kuku yang bersih dan rapi meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan kesan positif saat berinteraksi dengan orang lain. Dengan perawatan yang rutin, kuku tidak hanya menjadi sehat tetapi juga tampak lebih indah, mendukung penampilan secara keseluruhan.

Permasalahan Umum Kuku

1. Kuku Rapuh dan Mudah Patah

Kuku rapuh biasanya disebabkan oleh kekurangan kelembapan, penggunaan bahan kimia keras seperti pembersih rumah tangga, atau kekurangan nutrisi seperti biotin dan zat besi.

2. Kuku Menguning

Warna kuku yang kuning sering kali disebabkan oleh penggunaan cat kuku tanpa base coat, merokok, atau infeksi jamur.

3. Kuku Tumbuh ke Dalam [Ingrown Nail]

Masalah ini terjadi ketika tepi kuku tumbuh ke dalam kulit, menyebabkan rasa sakit, kemerahan, dan bahkan infeksi. Penyebabnya bisa dari potongan kuku yang tidak tepat atau sepatu yang terlalu ketat.

4. Infeksi Jamur [Onikomikosis]

Infeksi jamur menyebabkan kuku menjadi tebal, berubah warna, dan rapuh. Jamur ini biasanya berkembang di lingkungan lembap, seperti sepatu yang tidak berventilasi baik.

5. Bintik Putih pada Kuku

Bintik putih sering kali merupakan tanda trauma ringan pada kuku, seperti benturan, atau kekurangan zat seng.

6. Perubahan Bentuk Kuku

Kuku berbentuk cekung [koilonychia] atau cembung [clubbing] bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius, seperti anemia atau gangguan paru-paru.

Baca Juga: Dari Aroma Tubuh Wangi Hingga Tidak Sedap

Solusi untuk Masalah Kuku

1. Mengatasi Kuku Rapuh

» Gunakan pelembap kuku dan kutikula setiap hari.

» Konsumsi makanan kaya biotin, seperti telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

» Hindari penggunaan bahan kimia keras tanpa sarung tangan.

2. Menghilangkan Kuning pada Kuku

» Gunakan base coat sebelum mengaplikasikan cat kuku.

» Berhenti merokok.

» Rendam kuku dalam campuran air hangat dan lemon untuk mengurangi noda kuning.

3. Mencegah dan Mengatasi Kuku Tumbuh ke Dalam

» Potong kuku secara lurus, jangan terlalu pendek atau melengkung di tepi.

» Gunakan sepatu yang nyaman dan tidak terlalu ketat.

» Jika sudah terjadi infeksi, rendam kaki dalam air garam hangat dan konsultasikan ke dokter jika diperlukan.

4. Mengobati Infeksi Jamur

» Gunakan krim atau obat antijamur sesuai rekomendasi dokter.

» Pastikan kuku selalu kering dan bersih.

» Hindari berbagi alat manicure atau pedicure.

5. Menghilangkan Bintik Putih

» Tunggu hingga kuku tumbuh kembali untuk menghilangkan bintik.

» Tambahkan makanan kaya seng, seperti daging merah dan seafood, ke dalam diet.

6. Perubahan Bentuk Kuku

» Periksakan ke dokter jika perubahan bentuk kuku tidak hilang dalam waktu lama.

» Lakukan pemeriksaan darah untuk memastikan tidak ada gangguan kesehatan mendasar.

Tips Pemeliharaan Kuku

Jaga Kebersihan: Selalu bersihkan kuku secara teratur untuk mencegah penumpukan kotoran dan bakteri.

Gunakan Pelembap: Gunakan pelembap khusus untuk kuku dan kutikula untuk mencegah kekeringan.

Potong Kuku dengan Benar: Gunakan gunting kuku tajam dan potong secara lurus untuk menghindari kuku tumbuh ke dalam.

Istirahat dari Cat Kuku: Beri waktu kuku untuk “bernapas” dengan tidak menggunakan cat kuku secara terus-menerus.

Hindari Kebiasaan Buruk: Jangan menggigit kuku atau menarik kutikula, karena dapat menyebabkan infeksi.

Masalah kuku sering kali dapat dicegah dengan perawatan yang tepat dan gaya hidup sehat. Jika Anda menghadapi masalah kuku yang tidak kunjung sembuh atau disertai gejala lain, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan pemeliharaan yang baik, kuku yang sehat dan indah bukan lagi sekadar impian! [][Vikalena Lasmoskwa/TBV]

*penulisan artikel ini dibantu ChatGPT

Artikel Terkait

Sudahkah Kamu Merawat Kukumu dengan Benar?
PersonalCare

14 Oct 2025

Sudahkah Kamu Merawat Kukumu dengan Benar?

Kuku jari tangan sering kali hanya dianggap pelengkap. Padahal, bentuknya bisa jadi cermin kesehatan sekaligus penunjang penampilan. Tidak sedikit orang yang pertama kali memperhatikan tangan lawan bicara, dan kuku adalah detail kecil yang bisa meninggalkan kesan besar. Sayangnya, kuku sering diperlakukan sembarangan. Ada yang gemar menggigitnya saat gugup, ada yang membiarkannya panjang tak terurus, bahkan ada yang menggunakannya sebagai “alat serbaguna” untuk membuka tutup botol atau mengupas label stiker. Kebiasaan-kebiasaan kecil ini justru merusak kesehatan kuku, membuatnya rapuh dan mudah patah. Merawat kuku tidak selalu berarti pergi ke salon untuk manicure. Langkah paling dasar adalah menjaga kebersihannya. Mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkannya dengan benar akan mencegah kotoran dan bakteri bersarang di bawah kuku. Ini penting, karena kuku adalah salah satu bagian tubuh yang paling sering bersentuhan dengan berbagai permukaan. Baca Juga: Kuku Rapuh dan Mudah Patah, Bagaimana Mengatasinya? Kebiasaan memangkas kuku secara rutin juga tak boleh dilupakan. Potong kuku setiap satu hingga dua minggu, sesuai pertumbuhan, dan lakukan dengan gunting kuku yang tajam serta bersih. Potongan lurus dengan sedikit lengkung di ujung akan membantu mencegah kuku tumbuh ke dalam yang bisa menimbulkan rasa sakit. Selain dipotong, kuku juga butuh kelembapan. Sama seperti kulit, kuku bisa kering dan rapuh. Mengoleskan pelembap pada kuku dan kutikula, terutama setelah mencuci tangan, akan membantu menjaga elastisitasnya. Bahan alami seperti minyak zaitun atau minyak kelapa pun bisa jadi pilihan sederhana di rumah. Kebiasaan buruk seperti mengelupas cat kuku dengan tangan atau memotong kutikula terlalu dalam sebaiknya dihindari. Kutikula adalah lapisan pelindung alami, dan jika rusak, bakteri bisa lebih mudah masuk. Jika ingin merapikannya, cukup dorong perlahan ke arah dasar kuku setelah tangan direndam dalam air hangat. Baca Juga: Warna Bibir yang Sehat dan Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai Asupan makanan juga berperan penting. Protein, biotin, serta mineral seperti zinc dan zat besi adalah nutrisi yang membantu kuku tumbuh kuat. Mengonsumsi buah, sayur, kacang-kacangan, serta ikan dapat menjadi perawatan dari dalam yang hasilnya lebih tahan lama dibanding produk luar. Bagi yang sering menggunakan cat kuku, beri jeda sesekali agar kuku bisa ‘bernapas’. Terlalu sering memakai cat atau bahan kimia penghapus cat kuku bisa membuat kuku menguning dan rapuh. Biarkan kuku alami tampil apa adanya selama beberapa hari dalam sebulan. Pada akhirnya, merawat kuku adalah bagian kecil dari merawat diri. Ia tidak hanya membuat tangan terlihat rapi, tetapi juga menjaga kesehatan. Kuku yang bersih, sehat, dan kuat akan membuat siapapun lebih percaya diri saat berjabat tangan, menulis, atau sekadar mengetik di layar ponsel. [][Vikalena Lasmoskwa/TBV]

Tren Pembersihan Wajah Terkini
SkinCare

14 Oct 2025

Tren Pembersihan Wajah Terkini

Membersihkan wajah sering dianggap rutinitas sederhana, sekadar menghapus debu, minyak, dan sisa makeup. Namun, di dunia kecantikan yang terus berkembang, langkah ini berubah jadi ritual penting yang tak kalah bergengsi dari serum atau krim anti-aging.  Kini, tren pembersihan wajah tidak lagi soal busa melimpah atau wangi menyengat. Dunia skincare bergerak ke arah yang lebih cerdas, lembut, dan menyenangkan. Dari teknik double cleansing yang masih populer, hingga kemunculan cleanser multifungsi yang bisa sekaligus melembapkan, semuanya menunjukkan satu hal: membersihkan wajah bukan sekadar kewajiban, melainkan momen kecil untuk merawat diri. Berikut ini adalah tren terkini membersihkan wajah: 1. Double Cleansing Masih Mendominasi Dilansir dari Who What Wear, metode double cleansing yakni membersihkan wajah 2 langkah [pertama dengan oil-based cleanser, baru kemudian water-based cleanser] masih jadi andalan. Teknik ini efektif mengangkat makeup dan sunscreen, serta menunjang penyerapan produk skincare selanjutnya, terutama untuk kulit berminyak atau berjerawat.  Baca Juga: Cara Instan untuk Memutihkan Kulit: Risiko dan Solusi 2. Face Wash Kini Jadi Fokus Utama Cetek di mata sebagian orang, face wash kini jadi sorotan utama dalam skincare. Masih dari Who What Wear, produk dengan formula lembut namun kaya seperti pH seimbang, peptide, niacinamide, ceramide, atau hyaluronic acid kini banyak dicari karena tidak hanya membersihkan, tapi juga mendukung kesehatan skin barrier. 3. Hybrid & SPF-Specific Cleanser untuk Praktis Menurut Sensient Beauty, era skinimalism bikin orang cari produk multifungsi. Tren hybrid cleansers muncul sebagai solusi: pembersih sekaligus makeup remover, kadang juga bersifat hidrasi atau masker. Ada pula SPF-specific cleansers yang dirancang khusus menghapus sunscreen dengan lembut tanpa merusak kulit.  4. Sensorial & “Dopamine Cleansing” Juga dari Sensient Beauty, cleansing bukan sekadar rutinitas, tapi juga pengalaman emosional. Tekstur unik dan menyenangkan, seperti mochi mousse, balm-to-milk, atau formulasi yang memberikan sensasi lembut, kini jadi incaran. Ini dikenal sebagai dopamine cleansing — skincare yang bikin hati senang.  Baca Juga: Anti-Pollution Skincare? Apa Itu? 5. Fokus kepada Kulit Sensitif dan Barrier-Supportive Semakin banyak orang sadar soal pentingnya fungsi skin barrier. Cleanser kini banyak yang diformulasikan lembut, mengandung humektan, dan mendukung mikrobioma kulit. Sensient Beauty bilang, tujuannya untuk membersihkan tanpa membuat kulit jadi sensitif atau iritasi. 6. Natural Ingredients & Clean Beauty Dari cardinalcourieronline.com disebutkan bahwa pendekatan skincare yang ramah lingkungan makin diminati. Cleanser dengan bahan alami seperti aloe vera, tea tree, witch hazel, atau chamomile menjadi favorit, karena dianggap lebih lembut dan ramah bumi daripada formula keras dengan sulfat atau pewangi berlebihan.  7. Tekstur Unik untuk Konsistensi Rutin Tren sensory-forward textures juga berkembang — kata Sensient Beauty, mulai dari cleansing balms yang berubah jadi oil, hingga foam dan gels yang punya sensasi mewah di kulit. Mereka membantu membuat langkah membersihkan wajah jadi lebih enak dilakukan.  8. Cleansing dengan Prinsip Skinimalism Sejalan skinimalism, SkinLab Med Spa menyebutkan pembersihan wajah jadi dirancang praktis tanpa banyak langkah. Produk 2-in-1 atau 3-in-1 yang membersihkan, menenangkan, dan melembapkan sekaligus jadi tren utama di 2025.  Pada akhirnya, memilih cara membersihkan wajah bukan soal ikut-ikutan tren, melainkan menemukan apa yang paling cocok untuk kulit kita. Entah itu dengan langkah ganda, pembersih hibrida, atau formula lembut untuk kulit sensitif, yang terpenting adalah konsistensi. Karena wajah kita hanya punya satu, dan membersihkannya dengan benar adalah bentuk sederhana dari rasa sayang pada diri sendiri. [][Eva Evilia/TBV]

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap
MythBuster

30 Oct 2025

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap

Kulit berminyak tetap membutuhkan pelembap — bukan untuk menambah minyak, tapi untuk menyeimbangkan hidrasi alami kulit.

Pria Cenderung Lebih Banyak Menimbun Lemak di Perut?
MenZone

14 Oct 2025

Pria Cenderung Lebih Banyak Menimbun Lemak di Perut?

Ya, benar. Memang benar pria cenderung menimbun lemak di area perut lebih banyak daripada wanita. Tapi, bagaimana mungkin? Ini disebabkan hormon dan distribusi lemak tubuh antara pria dan wanita. Pria memiliki kecenderungan genetik untuk menyimpan lemak di sekitar perut dan pinggang, sedangkan wanita sering menyimpan lemak di pinggul dan paha. Faktor ini menjadikan pria lebih rentan memiliki perut buncit. Meskipun olahraga teratur adalah cara terbaik untuk mengurangi lemak perut, ada strategi lain yang dapat membantu menjaga perut tetap rata tanpa perlu melakukan olahraga berat. Pertama, memperhatikan pola makan adalah kunci. Mengurangi asupan kalori dan makan makanan yang sehat dan seimbang sangat penting. Hindari makanan dan minuman tinggi kalori dan gula, seperti makanan cepat saji, soda, dan alkohol. Gantilah dengan lebih banyak sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. ilustrasi perut buncit - Beautyversity | canva.com Selain itu, menjaga hidrasi dengan minum banyak air juga penting. Air dapat membantu menjaga metabolisme tubuh dan mengurangi keinginan untuk ngemil makanan tinggi kalori. Cobalah untuk minum setidaknya delapan gelas air setiap hari. Mengelola stres juga krusial dalam menjaga perut tetap rata. Stres dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol, yang dikaitkan dengan peningkatan penyimpanan lemak di perut. Lakukan kegiatan yang dapat mengurangi stres seperti meditasi, yoga, atau sekadar berjalan-jalan santai. Terakhir, pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Kurang tidur dapat mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan dan dapat menyebabkan penambahan berat badan. Usahakan untuk tidur antara 7 hingga 8 jam setiap malam untuk mendukung upaya pengurangan lemak perut. Hindari Kebiasaan Ini Untuk menghindari penimbunan lemak di perut, terutama pada pria, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari atau dikurangi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa aspek yang penting untuk diperhatikan: ilustrasi perut buncit - Beautyversity | canva.com 1. Makanan Tinggi Gula: Mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula seperti soda, kue, permen, dan makanan manis lainnya dapat meningkatkan kadar gula darah dan memicu penimbunan lemak di tubuh, termasuk di area perut. 2. Makanan Olahan dan Fast Food: Makanan cepat saji dan makanan olahan sering kaya akan kalori, lemak tidak sehat, dan natrium, yang tidak hanya buruk untuk berat badan tetapi juga untuk kesehatan jantung. Baca Juga: Tren Kosmetik untuk Pria di 2025 3. Alkohol: Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan karena alkohol kaya akan kalori. Selain itu, alkohol bisa memengaruhi hormon yang berperan dalam regulasi lemak tubuh. 4. Karbohidrat Olahan: Mengurangi asupan karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta, dan makanan yang dibuat dari tepung terigu olahan dapat membantu mengurangi lemak perut. Pilihlah karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh yang memiliki serat lebih banyak dan dapat membantu meningkatkan rasa kenyang. 5. Makan Berlebihan: Makan lebih dari kebutuhan kalori harian Anda secara teratur dapat menyebabkan penimbunan lemak, tidak hanya di perut tetapi juga di bagian tubuh lain. Praktekkan kontrol porsi dan dengarkan tubuh Anda untuk menghindari makan berlebih. 6. Gaya Hidup Sedentari: Kurangnya aktivitas fisik adalah salah satu faktor utama dalam penimbunan lemak di perut. Usahakan untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau olahraga lain yang Anda nikmati. 7. Stres Berlebihan: Stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat mempromosikan penimbunan lemak di perut. Cobalah untuk mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau hobi yang menenangkan. Menghindari faktor-faktor ini dapat membantu mencegah penimbunan lemak di perut dan mendukung upaya Anda dalam menjaga berat badan yang sehat serta kesehatan jangka panjang. Dengan mengadopsi kebiasaan-kebiasaan sehat, dan menjauhi kebiasaan buruk ini, Anda dapat membantu menjaga perut tetap rata tanpa perlu melakukan olahraga yang berat. Namun, ingat bahwa konsistensi adalah kunci, jadi penting untuk menerapkan perubahan gaya hidup ini secara rutin dan jangka panjang. [][Rommy Rimbarawa/TBV] *penulisan artikel ini dibantu riset ChatGPT 4