Bandung, Jawa Barat, Indonesia
SkinCare

Tren Pembersihan Wajah Terkini

Ditulis oleh Hagi Hagoromo Dipublikasikan pada 14 October 2025

Tren Pembersihan Wajah Terkini

Membersihkan wajah sering dianggap rutinitas sederhana, sekadar menghapus debu, minyak, dan sisa makeup. Namun, di dunia kecantikan yang terus berkembang, langkah ini berubah jadi ritual penting yang tak kalah bergengsi dari serum atau krim anti-aging. 

Kini, tren pembersihan wajah tidak lagi soal busa melimpah atau wangi menyengat. Dunia skincare bergerak ke arah yang lebih cerdas, lembut, dan menyenangkan. Dari teknik double cleansing yang masih populer, hingga kemunculan cleanser multifungsi yang bisa sekaligus melembapkan, semuanya menunjukkan satu hal: membersihkan wajah bukan sekadar kewajiban, melainkan momen kecil untuk merawat diri.

Berikut ini adalah tren terkini membersihkan wajah:

1. Double Cleansing Masih Mendominasi

Dilansir dari Who What Wear, metode double cleansing yakni membersihkan wajah 2 langkah [pertama dengan oil-based cleanser, baru kemudian water-based cleanser] masih jadi andalan. Teknik ini efektif mengangkat makeup dan sunscreen, serta menunjang penyerapan produk skincare selanjutnya, terutama untuk kulit berminyak atau berjerawat. 

Baca Juga: Cara Instan untuk Memutihkan Kulit: Risiko dan Solusi

2. Face Wash Kini Jadi Fokus Utama

Cetek di mata sebagian orang, face wash kini jadi sorotan utama dalam skincare. Masih dari Who What Wear, produk dengan formula lembut namun kaya seperti pH seimbang, peptide, niacinamide, ceramide, atau hyaluronic acid kini banyak dicari karena tidak hanya membersihkan, tapi juga mendukung kesehatan skin barrier.

3. Hybrid & SPF-Specific Cleanser untuk Praktis

Menurut Sensient Beauty, era skinimalism bikin orang cari produk multifungsi. Tren hybrid cleansers muncul sebagai solusi: pembersih sekaligus makeup remover, kadang juga bersifat hidrasi atau masker. Ada pula SPF-specific cleansers yang dirancang khusus menghapus sunscreen dengan lembut tanpa merusak kulit. 

4. Sensorial & “Dopamine Cleansing”

Juga dari Sensient Beauty, cleansing bukan sekadar rutinitas, tapi juga pengalaman emosional. Tekstur unik dan menyenangkan, seperti mochi mousse, balm-to-milk, atau formulasi yang memberikan sensasi lembut, kini jadi incaran. Ini dikenal sebagai dopamine cleansing skincare yang bikin hati senang. 

Baca Juga: Anti-Pollution Skincare? Apa Itu?

5. Fokus kepada Kulit Sensitif dan Barrier-Supportive

Semakin banyak orang sadar soal pentingnya fungsi skin barrier. Cleanser kini banyak yang diformulasikan lembut, mengandung humektan, dan mendukung mikrobioma kulit. Sensient Beauty bilang, tujuannya untuk membersihkan tanpa membuat kulit jadi sensitif atau iritasi.

6. Natural Ingredients & Clean Beauty

Dari cardinalcourieronline.com disebutkan bahwa pendekatan skincare yang ramah lingkungan makin diminati. Cleanser dengan bahan alami seperti aloe vera, tea tree, witch hazel, atau chamomile menjadi favorit, karena dianggap lebih lembut dan ramah bumi daripada formula keras dengan sulfat atau pewangi berlebihan. 

7. Tekstur Unik untuk Konsistensi Rutin

Tren sensory-forward textures juga berkembang — kata Sensient Beauty, mulai dari cleansing balms yang berubah jadi oil, hingga foam dan gels yang punya sensasi mewah di kulit. Mereka membantu membuat langkah membersihkan wajah jadi lebih enak dilakukan. 

8. Cleansing dengan Prinsip Skinimalism

Sejalan skinimalism, SkinLab Med Spa menyebutkan pembersihan wajah jadi dirancang praktis tanpa banyak langkah. Produk 2-in-1 atau 3-in-1 yang membersihkan, menenangkan, dan melembapkan sekaligus jadi tren utama di 2025. 

Pada akhirnya, memilih cara membersihkan wajah bukan soal ikut-ikutan tren, melainkan menemukan apa yang paling cocok untuk kulit kita. Entah itu dengan langkah ganda, pembersih hibrida, atau formula lembut untuk kulit sensitif, yang terpenting adalah konsistensi. Karena wajah kita hanya punya satu, dan membersihkannya dengan benar adalah bentuk sederhana dari rasa sayang pada diri sendiri. [][Eva Evilia/TBV]

Artikel Terkait

Kulit Sensitif? Bagaimana Menyikapinya?
SkinCare

14 Oct 2025

Kulit Sensitif? Bagaimana Menyikapinya?

Kulit sensitif seringkali membutuhkan perhatian khusus karena kecenderungan untuk bereaksi terhadap rangsangan yang mungkin tidak memengaruhi jenis kulit lain. Saya mengajak Anda, Beautyverse People, menyelami permasalahan kulit sensitif, dan membahas kondisi umum yang sering terkait dengan kulit sensitif, seperti eksim, rosacea, dermatitis kontak, dan alergi. Mari kita mulai dengan membedah definisi kulit sensitif. Kulit sensitif adalah jenis kulit yang cenderung bereaksi dengan cepat terhadap rangsangan eksternal, seperti produk perawatan kulit, perubahan iklim, polutan, atau stres, sering kali menimbulkan gejala seperti kemerahan, iritasi, gatal, dan sensasi terbakar. Individu dengan kulit sensitif mungkin juga mengalami reaksi alergi atau intoleransi terhadap bahan-bahan tertentu yang tidak memengaruhi orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan produk yang dirancang khusus untuk kulit sensitif, yang biasanya lebih lembut, minim iritan dan bebas dari pewangi atau alkohol. Memahami dan menghindari pemicu spesifik adalah kunci untuk mengelola dan merawat kulit sensitif secara efektif. ilustrasi kulit sensitif - Beautyversity | canva.com Eksim Eksim, atau dermatitis atopik, adalah kondisi kronis yang ditandai dengan kulit kering, gatal, dan meradang. Eksim sering memengaruhi individu dengan kecenderungan alergi dan bisa diperburuk oleh faktor lingkungan, stres, dan iritan. Dalam mengatasi eksim, penting untuk menjaga kelembapan kulit. Gunakan pelembap hipoalergenik yang intensif, menghindari pemicu yang diketahui. Pertimbangkan juga penggunaan obat topikal atau sistemik seperti kortikosteroid atau inhibitor calcineurin jika disarankan dokter. Rosacea Rosacea adalah kondisi inflamasi kronis yang ditandai dengan kemerahan di wajah, kadang-kadang disertai dengan benjolan kecil dan pembuluh darah yang terlihat. Mengelola rosacea melibatkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu yang bisa menyebabkan flare-up, seperti makanan pedas, alkohol, perubahan suhu, dan stres. Penggunaan produk perawatan kulit yang lembut dan dirancang untuk kulit sensitif juga krusial. Terapi obat, termasuk antibiotik topikal dan obat anti-inflamasi, dapat digunakan sesuai kebutuhan. Dermatitis Kontak Dermatitis kontak terjadi ketika kulit bereaksi terhadap kontak dengan zat tertentu, yang bisa menjadi iritan atau alergen. Ini menyebabkan kemerahan, gatal, dan terkadang lepuhan. Penting untuk mengidentifikasi dan menghindari zat yang menyebabkan reaksi. Tes patch oleh dermatolog dapat membantu mengidentifikasi alergen spesifik. Pengobatan biasanya melibatkan menghindari pemicu dan menggunakan krim atau salep anti-inflamasi untuk mengurangi gejala. Baca Juga: Cara Efektif Menggunakan Serum untuk Kulit Sehat Alergi Kulit Alergi kulit dapat berkembang terhadap berbagai bahan, termasuk bahan kimia dalam produk perawatan kulit, parfum, dan bahan alami. Orang dengan kulit sensitif harus memilih produk yang memiliki label 'hipoalergenik', 'untuk kulit sensitif', atau 'bebas pewangi' untuk mengurangi risiko reaksi alergi. Selalu melakukan patch test sebelum menggunakan produk baru juga adalah langkah yang bijak. ilustrasi kulit sensitif - Beautyversity | canva.com Mengelola kulit sensitif membutuhkan pendekatan yang lembut dan hati-hati terhadap pemilihan produk perawatan kulit dan kebiasaan sehari-hari. Salah satu aspek krusial dalam merawat kulit sensitif adalah pemilihan produk yang tepat. Individu dengan kulit sensitif harus mencari produk yang khusus dirancang untuk kulit seperti mereka. Produk-produk ini sering kali bebas dari bahan iritan umum seperti alkohol, parfum, dan pewarna sintetis, yang dapat memicu reaksi negatif. Selain itu, sangat penting untuk menguji produk baru dengan melakukan tes kecil di area kulit yang tersembunyi untuk memastikan tidak ada reaksi alergi atau iritasi sebelum menggunakannya secara lebih luas. Selanjutnya, menjaga kebersihan dan kelembapan kulit adalah langkah penting lainnya dalam merawat kulit sensitif. Kulit yang bersih dan terhidrasi cenderung kurang rentan terhadap iritasi. Namun, pembersihan harus dilakukan dengan lembut menggunakan pembersih yang tidak mengandung sabun atau surfaktan keras yang dapat mengupas minyak alami kulit.  Setelah membersihkan, penting untuk segera menerapkan pelembap untuk mengunci kelembapan dan melindungi barier kulit. Pelembap yang kaya dengan bahan-bahan yang mendukung barier kulit, seperti ceramide dan asam lemak esensial, dapat sangat membantu dalam menjaga integritas kulit. Selain itu, penggunaan tabir surya setiap hari juga sangat penting untuk melindungi kulit sensitif dari kerusakan akibat paparan sinar UV, yang bisa menyebabkan peradangan dan memperburuk kondisi kulit sensitif. Dengan memahami dan mempraktikkan perawatan yang tepat, individu dengan kulit sensitif dapat mengelola kondisi mereka dan menjaga kulit tetap sehat dan nyaman. [][Vikalena Lasmoskwa/TBV] *penulisan artikel ini dibantu riset ChatGPT 4

Waspada Efek Samping Deodoran
Decorative

14 Oct 2025

Waspada Efek Samping Deodoran

Adalah orang Mesir Kuno yang pertama menggunakan deodoran. Mereka menggunakan wewangian alami seperti kayu manis dan minyak esensial untuk mengatasi bau badan. Bagaimana perkembangannya sekarang? Apa efek sampingnya? Deodoran pertama kali digunakan orang Mesir kuno yang menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu manis, minyak esensial, dan rempah-rempah untuk mengatasi bau badan. Pada abad ke-19, deodoran modern mulai dikenal. Pada tahun 1888, deodoran komersial pertama dengan nama ‘Mum’ diciptakan Edna Murphey di Philadelphia. Deodoran ini menggunakan senyawa berbasis zinc yang membantu mengontrol bau badan. Pada awal abad ke-20, bahan kimia seperti aluminium chloride mulai digunakan dalam deodoran dan antiperspirant. Aluminium chloride bekerja dengan cara menyumbat pori-pori keringat, sehingga mengurangi produksi keringat. Pada tahun 1950-an, deodoran dalam bentuk semprot mulai diperkenalkan, diikuti deodoran dalam bentuk stik dan roll-on. Saat ini, deodoran tersedia dalam berbagai bentuk dan mengandung bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan dan alami, seperti baking soda, minyak esensial, dan ekstrak tumbuhan. Perkembangan Deodoran Saat ini, deodoran tersedia dalam berbagai bentuk seperti stik, semprot, dan roll-on. Bahan-bahan yang digunakan juga lebih bervariasi, termasuk bahan-bahan yang lebih alami dan ramah lingkungan. Ada juga deodoran tanpa aluminium untuk mereka yang memiliki kulit sensitif. ilustrasi deodoran - Beautyversity | canva.com Kelebihan dan Kekurangan Deodoran Masa Kini Kelebihan: ▪ Efektif mengurangi bau badan. ▪ Banyak pilihan wewangian. ▪ Beberapa produk juga berfungsi sebagai antiperspirant yang mengurangi keringat. Kekurangan: ▪ Beberapa produk mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi kulit. ▪ Deodoran berbahan aluminium dianggap berpotensi meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang. ▪ Produk alami mungkin kurang efektif dibandingkan deodoran berbahan kimia. Dengan perkembangan teknologi dan kesadaran akan kesehatan, deodoran masa kini terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Baca Juga: Panduan Memilih Parfum Sesuai Kepribadian Efek Samping Deodoran ilustrasi deodoran - Beautyversity | canva.com Efek di Tubuh: ▪ Iritasi Kulit: Beberapa deodoran mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi di kulit sensitif. Bahan seperti alkohol dan parfum sering menjadi penyebab iritasi. ▪ Aluminium: Ada kekhawatiran bahwa aluminium dalam antiperspirant dapat berhubungan dengan risiko kesehatan jangka panjang, seperti kanker payudara atau penyakit Alzheimer. Namun, penelitian tentang hal ini masih berlangsung dan belum ada kesimpulan yang pasti. Efek di Pakaian: ▪ Noda Kuning: Deodoran yang mengandung aluminium dapat bereaksi dengan keringat dan meninggalkan noda kuning pada pakaian, terutama pada bahan putih atau terang. ▪ Residu: Beberapa deodoran meninggalkan residu putih yang dapat terlihat pada pakaian gelap atau hitam. Upaya Mengurangi Efek Samping Untuk mengurangi efek samping, banyak produsen deodoran sekarang menawarkan produk tanpa aluminium dan bahan kimia keras. Deodoran berbasis bahan alami seperti baking soda, minyak kelapa, dan minyak esensial menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menghindari bahan kimia sintetis. [][Rudi Tenggarawan/TBV] *penulisan artikel ini dibantu riset Copilot

Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik?
MythBuster

14 Oct 2025

Benarkah Produk Perawatan Kulit yang Mahal Selalu Lebih Baik?

MITOS: Banyak orang bilang, produk perawatan kulit yang mahal selalu lebih baik. FAKTA: Di rak toko kosmetik atau etalase daring, kita sering menemukan produk perawatan kulit dengan harga yang membuat dompet ikut berkeringat. Botolnya elegan, kemasannya mewah, bahkan namanya terdengar seperti bahasa asing yang sulit diucapkan. Lalu muncul pertanyaan klasik: apakah mahal selalu berarti lebih baik? Banyak orang percaya harga tinggi identik dengan kualitas. Memang, produk mahal biasanya menawarkan riset mendalam, teknologi mutakhir, dan bahan-bahan langka yang jarang ditemui pada produk kelas menengah. Namun, kenyataannya, tidak semua kulit membutuhkan kemewahan semacam itu. Kulit adalah organ unik—apa yang cocok untuk satu orang, bisa jadi bencana bagi yang lain. Krim bernilai jutaan rupiah mungkin mengandung bahan aktif berkonsentrasi tinggi, tetapi jika kulit sensitif, hasilnya bisa berupa ruam, gatal, atau jerawat mendadak. Produk sederhana yang harganya ramah kantong kadang justru lebih aman dan efektif. Baca Juga: Benarkah Semua Sinar Matahari Buruk untuk Kulit? Selain itu, harga seringkali dipengaruhi faktor di luar isi produk itu sendiri. Biaya kemasan mewah, kampanye iklan besar-besaran, hingga citra merek premium ikut menambah angka di label harga. Tidak jarang, yang kita bayar sebagian besar adalah ‘gengsi’, bukan hanya kandungan. Produk murah pun tidak bisa diremehkan. Banyak brand lokal maupun internasional menghadirkan rangkaian perawatan berbahan aktif terbukti secara ilmiah—seperti niacinamide, salicylic acid, atau hyaluronic acid—dengan harga terjangkau. Hasilnya bisa sama baiknya, asal digunakan dengan konsisten dan sesuai kebutuhan kulit. Rahasia perawatan kulit bukan terletak pada seberapa mahal produk, melainkan pada pemahaman kebutuhan kulit pribadi. Apakah kulit berminyak, kering, sensitif, atau kombinasi? Apakah butuh fokus pada jerawat, hidrasi, atau penuaan dini? Mengetahui hal ini lebih penting daripada sekadar mengejar harga tinggi. Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Penggunaan Bahan Berbahaya di Kosmetik? Dermatologis sering menekankan, rutinitas sederhana dengan tiga langkah—membersihkan, melembapkan, dan melindungi dengan tabir surya—sudah cukup sebagai dasar perawatan kulit. Produk mahal bisa menjadi tambahan, tapi bukan kewajiban mutlak untuk mendapatkan kulit sehat. Pada akhirnya, membeli produk mahal sah-sah saja jika memang sesuai dengan kebutuhan dan kantong. Tetapi percaya bahwa harga tinggi otomatis lebih baik, jelas tidak selalu benar. Yang lebih bijak adalah memahami kulit sendiri, memilih produk yang tepat, dan merawatnya dengan konsisten. Karena kulit bukanlah ajang pamer harga, melainkan cermin kesehatan. Bukan soal seberapa mahal krim di meja rias, tetapi seberapa baik kita menjaganya dari hari ke hari. [][Eva Evilia/TBV]

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap
MythBuster

30 Oct 2025

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap

Kulit berminyak tetap membutuhkan pelembap — bukan untuk menambah minyak, tapi untuk menyeimbangkan hidrasi alami kulit.