Bandung, Jawa Barat, Indonesia
SkinCare

Kulit Sensitif? Bagaimana Menyikapinya?

Ditulis oleh Hagi Hagoromo Dipublikasikan pada 14 October 2025

Kulit Sensitif? Bagaimana Menyikapinya?

Kulit sensitif seringkali membutuhkan perhatian khusus karena kecenderungan untuk bereaksi terhadap rangsangan yang mungkin tidak memengaruhi jenis kulit lain.

Saya mengajak Anda, Beautyverse People, menyelami permasalahan kulit sensitif, dan membahas kondisi umum yang sering terkait dengan kulit sensitif, seperti eksim, rosacea, dermatitis kontak, dan alergi. Mari kita mulai dengan membedah definisi kulit sensitif.

Kulit sensitif adalah jenis kulit yang cenderung bereaksi dengan cepat terhadap rangsangan eksternal, seperti produk perawatan kulit, perubahan iklim, polutan, atau stres, sering kali menimbulkan gejala seperti kemerahan, iritasi, gatal, dan sensasi terbakar. Individu dengan kulit sensitif mungkin juga mengalami reaksi alergi atau intoleransi terhadap bahan-bahan tertentu yang tidak memengaruhi orang lain.

Oleh karena itu, sebaiknya gunakan produk yang dirancang khusus untuk kulit sensitif, yang biasanya lebih lembut, minim iritan dan bebas dari pewangi atau alkohol. Memahami dan menghindari pemicu spesifik adalah kunci untuk mengelola dan merawat kulit sensitif secara efektif.

ilustrasi kulit sensitif - Beautyversity | canva.com

Eksim

Eksim, atau dermatitis atopik, adalah kondisi kronis yang ditandai dengan kulit kering, gatal, dan meradang. Eksim sering memengaruhi individu dengan kecenderungan alergi dan bisa diperburuk oleh faktor lingkungan, stres, dan iritan. Dalam mengatasi eksim, penting untuk menjaga kelembapan kulit. Gunakan pelembap hipoalergenik yang intensif, menghindari pemicu yang diketahui. Pertimbangkan juga penggunaan obat topikal atau sistemik seperti kortikosteroid atau inhibitor calcineurin jika disarankan dokter.

Rosacea

Rosacea adalah kondisi inflamasi kronis yang ditandai dengan kemerahan di wajah, kadang-kadang disertai dengan benjolan kecil dan pembuluh darah yang terlihat. Mengelola rosacea melibatkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu yang bisa menyebabkan flare-up, seperti makanan pedas, alkohol, perubahan suhu, dan stres. Penggunaan produk perawatan kulit yang lembut dan dirancang untuk kulit sensitif juga krusial. Terapi obat, termasuk antibiotik topikal dan obat anti-inflamasi, dapat digunakan sesuai kebutuhan.

Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak terjadi ketika kulit bereaksi terhadap kontak dengan zat tertentu, yang bisa menjadi iritan atau alergen. Ini menyebabkan kemerahan, gatal, dan terkadang lepuhan. Penting untuk mengidentifikasi dan menghindari zat yang menyebabkan reaksi. Tes patch oleh dermatolog dapat membantu mengidentifikasi alergen spesifik. Pengobatan biasanya melibatkan menghindari pemicu dan menggunakan krim atau salep anti-inflamasi untuk mengurangi gejala.

Baca Juga: Cara Efektif Menggunakan Serum untuk Kulit Sehat

Alergi Kulit

Alergi kulit dapat berkembang terhadap berbagai bahan, termasuk bahan kimia dalam produk perawatan kulit, parfum, dan bahan alami. Orang dengan kulit sensitif harus memilih produk yang memiliki label 'hipoalergenik', 'untuk kulit sensitif', atau 'bebas pewangi' untuk mengurangi risiko reaksi alergi. Selalu melakukan patch test sebelum menggunakan produk baru juga adalah langkah yang bijak.

ilustrasi kulit sensitif - Beautyversity | canva.com

Mengelola kulit sensitif membutuhkan pendekatan yang lembut dan hati-hati terhadap pemilihan produk perawatan kulit dan kebiasaan sehari-hari. Salah satu aspek krusial dalam merawat kulit sensitif adalah pemilihan produk yang tepat. Individu dengan kulit sensitif harus mencari produk yang khusus dirancang untuk kulit seperti mereka. Produk-produk ini sering kali bebas dari bahan iritan umum seperti alkohol, parfum, dan pewarna sintetis, yang dapat memicu reaksi negatif. Selain itu, sangat penting untuk menguji produk baru dengan melakukan tes kecil di area kulit yang tersembunyi untuk memastikan tidak ada reaksi alergi atau iritasi sebelum menggunakannya secara lebih luas.

Selanjutnya, menjaga kebersihan dan kelembapan kulit adalah langkah penting lainnya dalam merawat kulit sensitif. Kulit yang bersih dan terhidrasi cenderung kurang rentan terhadap iritasi. Namun, pembersihan harus dilakukan dengan lembut menggunakan pembersih yang tidak mengandung sabun atau surfaktan keras yang dapat mengupas minyak alami kulit. 

Setelah membersihkan, penting untuk segera menerapkan pelembap untuk mengunci kelembapan dan melindungi barier kulit. Pelembap yang kaya dengan bahan-bahan yang mendukung barier kulit, seperti ceramide dan asam lemak esensial, dapat sangat membantu dalam menjaga integritas kulit. Selain itu, penggunaan tabir surya setiap hari juga sangat penting untuk melindungi kulit sensitif dari kerusakan akibat paparan sinar UV, yang bisa menyebabkan peradangan dan memperburuk kondisi kulit sensitif.

Dengan memahami dan mempraktikkan perawatan yang tepat, individu dengan kulit sensitif dapat mengelola kondisi mereka dan menjaga kulit tetap sehat dan nyaman. [][Vikalena Lasmoskwa/TBV]

*penulisan artikel ini dibantu riset ChatGPT 4

Artikel Terkait

Tren Pembersihan Wajah Terkini
SkinCare

14 Oct 2025

Tren Pembersihan Wajah Terkini

Membersihkan wajah sering dianggap rutinitas sederhana, sekadar menghapus debu, minyak, dan sisa makeup. Namun, di dunia kecantikan yang terus berkembang, langkah ini berubah jadi ritual penting yang tak kalah bergengsi dari serum atau krim anti-aging.  Kini, tren pembersihan wajah tidak lagi soal busa melimpah atau wangi menyengat. Dunia skincare bergerak ke arah yang lebih cerdas, lembut, dan menyenangkan. Dari teknik double cleansing yang masih populer, hingga kemunculan cleanser multifungsi yang bisa sekaligus melembapkan, semuanya menunjukkan satu hal: membersihkan wajah bukan sekadar kewajiban, melainkan momen kecil untuk merawat diri. Berikut ini adalah tren terkini membersihkan wajah: 1. Double Cleansing Masih Mendominasi Dilansir dari Who What Wear, metode double cleansing yakni membersihkan wajah 2 langkah [pertama dengan oil-based cleanser, baru kemudian water-based cleanser] masih jadi andalan. Teknik ini efektif mengangkat makeup dan sunscreen, serta menunjang penyerapan produk skincare selanjutnya, terutama untuk kulit berminyak atau berjerawat.  Baca Juga: Cara Instan untuk Memutihkan Kulit: Risiko dan Solusi 2. Face Wash Kini Jadi Fokus Utama Cetek di mata sebagian orang, face wash kini jadi sorotan utama dalam skincare. Masih dari Who What Wear, produk dengan formula lembut namun kaya seperti pH seimbang, peptide, niacinamide, ceramide, atau hyaluronic acid kini banyak dicari karena tidak hanya membersihkan, tapi juga mendukung kesehatan skin barrier. 3. Hybrid & SPF-Specific Cleanser untuk Praktis Menurut Sensient Beauty, era skinimalism bikin orang cari produk multifungsi. Tren hybrid cleansers muncul sebagai solusi: pembersih sekaligus makeup remover, kadang juga bersifat hidrasi atau masker. Ada pula SPF-specific cleansers yang dirancang khusus menghapus sunscreen dengan lembut tanpa merusak kulit.  4. Sensorial & “Dopamine Cleansing” Juga dari Sensient Beauty, cleansing bukan sekadar rutinitas, tapi juga pengalaman emosional. Tekstur unik dan menyenangkan, seperti mochi mousse, balm-to-milk, atau formulasi yang memberikan sensasi lembut, kini jadi incaran. Ini dikenal sebagai dopamine cleansing — skincare yang bikin hati senang.  Baca Juga: Anti-Pollution Skincare? Apa Itu? 5. Fokus kepada Kulit Sensitif dan Barrier-Supportive Semakin banyak orang sadar soal pentingnya fungsi skin barrier. Cleanser kini banyak yang diformulasikan lembut, mengandung humektan, dan mendukung mikrobioma kulit. Sensient Beauty bilang, tujuannya untuk membersihkan tanpa membuat kulit jadi sensitif atau iritasi. 6. Natural Ingredients & Clean Beauty Dari cardinalcourieronline.com disebutkan bahwa pendekatan skincare yang ramah lingkungan makin diminati. Cleanser dengan bahan alami seperti aloe vera, tea tree, witch hazel, atau chamomile menjadi favorit, karena dianggap lebih lembut dan ramah bumi daripada formula keras dengan sulfat atau pewangi berlebihan.  7. Tekstur Unik untuk Konsistensi Rutin Tren sensory-forward textures juga berkembang — kata Sensient Beauty, mulai dari cleansing balms yang berubah jadi oil, hingga foam dan gels yang punya sensasi mewah di kulit. Mereka membantu membuat langkah membersihkan wajah jadi lebih enak dilakukan.  8. Cleansing dengan Prinsip Skinimalism Sejalan skinimalism, SkinLab Med Spa menyebutkan pembersihan wajah jadi dirancang praktis tanpa banyak langkah. Produk 2-in-1 atau 3-in-1 yang membersihkan, menenangkan, dan melembapkan sekaligus jadi tren utama di 2025.  Pada akhirnya, memilih cara membersihkan wajah bukan soal ikut-ikutan tren, melainkan menemukan apa yang paling cocok untuk kulit kita. Entah itu dengan langkah ganda, pembersih hibrida, atau formula lembut untuk kulit sensitif, yang terpenting adalah konsistensi. Karena wajah kita hanya punya satu, dan membersihkannya dengan benar adalah bentuk sederhana dari rasa sayang pada diri sendiri. [][Eva Evilia/TBV]

Waspada Efek Samping Deodoran
Decorative

14 Oct 2025

Waspada Efek Samping Deodoran

Adalah orang Mesir Kuno yang pertama menggunakan deodoran. Mereka menggunakan wewangian alami seperti kayu manis dan minyak esensial untuk mengatasi bau badan. Bagaimana perkembangannya sekarang? Apa efek sampingnya? Deodoran pertama kali digunakan orang Mesir kuno yang menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu manis, minyak esensial, dan rempah-rempah untuk mengatasi bau badan. Pada abad ke-19, deodoran modern mulai dikenal. Pada tahun 1888, deodoran komersial pertama dengan nama ‘Mum’ diciptakan Edna Murphey di Philadelphia. Deodoran ini menggunakan senyawa berbasis zinc yang membantu mengontrol bau badan. Pada awal abad ke-20, bahan kimia seperti aluminium chloride mulai digunakan dalam deodoran dan antiperspirant. Aluminium chloride bekerja dengan cara menyumbat pori-pori keringat, sehingga mengurangi produksi keringat. Pada tahun 1950-an, deodoran dalam bentuk semprot mulai diperkenalkan, diikuti deodoran dalam bentuk stik dan roll-on. Saat ini, deodoran tersedia dalam berbagai bentuk dan mengandung bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan dan alami, seperti baking soda, minyak esensial, dan ekstrak tumbuhan. Perkembangan Deodoran Saat ini, deodoran tersedia dalam berbagai bentuk seperti stik, semprot, dan roll-on. Bahan-bahan yang digunakan juga lebih bervariasi, termasuk bahan-bahan yang lebih alami dan ramah lingkungan. Ada juga deodoran tanpa aluminium untuk mereka yang memiliki kulit sensitif. ilustrasi deodoran - Beautyversity | canva.com Kelebihan dan Kekurangan Deodoran Masa Kini Kelebihan: ▪ Efektif mengurangi bau badan. ▪ Banyak pilihan wewangian. ▪ Beberapa produk juga berfungsi sebagai antiperspirant yang mengurangi keringat. Kekurangan: ▪ Beberapa produk mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi kulit. ▪ Deodoran berbahan aluminium dianggap berpotensi meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang. ▪ Produk alami mungkin kurang efektif dibandingkan deodoran berbahan kimia. Dengan perkembangan teknologi dan kesadaran akan kesehatan, deodoran masa kini terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Baca Juga: Panduan Memilih Parfum Sesuai Kepribadian Efek Samping Deodoran ilustrasi deodoran - Beautyversity | canva.com Efek di Tubuh: ▪ Iritasi Kulit: Beberapa deodoran mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi di kulit sensitif. Bahan seperti alkohol dan parfum sering menjadi penyebab iritasi. ▪ Aluminium: Ada kekhawatiran bahwa aluminium dalam antiperspirant dapat berhubungan dengan risiko kesehatan jangka panjang, seperti kanker payudara atau penyakit Alzheimer. Namun, penelitian tentang hal ini masih berlangsung dan belum ada kesimpulan yang pasti. Efek di Pakaian: ▪ Noda Kuning: Deodoran yang mengandung aluminium dapat bereaksi dengan keringat dan meninggalkan noda kuning pada pakaian, terutama pada bahan putih atau terang. ▪ Residu: Beberapa deodoran meninggalkan residu putih yang dapat terlihat pada pakaian gelap atau hitam. Upaya Mengurangi Efek Samping Untuk mengurangi efek samping, banyak produsen deodoran sekarang menawarkan produk tanpa aluminium dan bahan kimia keras. Deodoran berbasis bahan alami seperti baking soda, minyak kelapa, dan minyak esensial menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menghindari bahan kimia sintetis. [][Rudi Tenggarawan/TBV] *penulisan artikel ini dibantu riset Copilot

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap
MythBuster

30 Oct 2025

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap

Kulit berminyak tetap membutuhkan pelembap — bukan untuk menambah minyak, tapi untuk menyeimbangkan hidrasi alami kulit.

Pria Cenderung Lebih Banyak Menimbun Lemak di Perut?
MenZone

14 Oct 2025

Pria Cenderung Lebih Banyak Menimbun Lemak di Perut?

Ya, benar. Memang benar pria cenderung menimbun lemak di area perut lebih banyak daripada wanita. Tapi, bagaimana mungkin? Ini disebabkan hormon dan distribusi lemak tubuh antara pria dan wanita. Pria memiliki kecenderungan genetik untuk menyimpan lemak di sekitar perut dan pinggang, sedangkan wanita sering menyimpan lemak di pinggul dan paha. Faktor ini menjadikan pria lebih rentan memiliki perut buncit. Meskipun olahraga teratur adalah cara terbaik untuk mengurangi lemak perut, ada strategi lain yang dapat membantu menjaga perut tetap rata tanpa perlu melakukan olahraga berat. Pertama, memperhatikan pola makan adalah kunci. Mengurangi asupan kalori dan makan makanan yang sehat dan seimbang sangat penting. Hindari makanan dan minuman tinggi kalori dan gula, seperti makanan cepat saji, soda, dan alkohol. Gantilah dengan lebih banyak sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. ilustrasi perut buncit - Beautyversity | canva.com Selain itu, menjaga hidrasi dengan minum banyak air juga penting. Air dapat membantu menjaga metabolisme tubuh dan mengurangi keinginan untuk ngemil makanan tinggi kalori. Cobalah untuk minum setidaknya delapan gelas air setiap hari. Mengelola stres juga krusial dalam menjaga perut tetap rata. Stres dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol, yang dikaitkan dengan peningkatan penyimpanan lemak di perut. Lakukan kegiatan yang dapat mengurangi stres seperti meditasi, yoga, atau sekadar berjalan-jalan santai. Terakhir, pastikan untuk mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Kurang tidur dapat mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan dan dapat menyebabkan penambahan berat badan. Usahakan untuk tidur antara 7 hingga 8 jam setiap malam untuk mendukung upaya pengurangan lemak perut. Hindari Kebiasaan Ini Untuk menghindari penimbunan lemak di perut, terutama pada pria, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari atau dikurangi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa aspek yang penting untuk diperhatikan: ilustrasi perut buncit - Beautyversity | canva.com 1. Makanan Tinggi Gula: Mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula seperti soda, kue, permen, dan makanan manis lainnya dapat meningkatkan kadar gula darah dan memicu penimbunan lemak di tubuh, termasuk di area perut. 2. Makanan Olahan dan Fast Food: Makanan cepat saji dan makanan olahan sering kaya akan kalori, lemak tidak sehat, dan natrium, yang tidak hanya buruk untuk berat badan tetapi juga untuk kesehatan jantung. Baca Juga: Tren Kosmetik untuk Pria di 2025 3. Alkohol: Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan karena alkohol kaya akan kalori. Selain itu, alkohol bisa memengaruhi hormon yang berperan dalam regulasi lemak tubuh. 4. Karbohidrat Olahan: Mengurangi asupan karbohidrat olahan seperti roti putih, pasta, dan makanan yang dibuat dari tepung terigu olahan dapat membantu mengurangi lemak perut. Pilihlah karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh yang memiliki serat lebih banyak dan dapat membantu meningkatkan rasa kenyang. 5. Makan Berlebihan: Makan lebih dari kebutuhan kalori harian Anda secara teratur dapat menyebabkan penimbunan lemak, tidak hanya di perut tetapi juga di bagian tubuh lain. Praktekkan kontrol porsi dan dengarkan tubuh Anda untuk menghindari makan berlebih. 6. Gaya Hidup Sedentari: Kurangnya aktivitas fisik adalah salah satu faktor utama dalam penimbunan lemak di perut. Usahakan untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau olahraga lain yang Anda nikmati. 7. Stres Berlebihan: Stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat mempromosikan penimbunan lemak di perut. Cobalah untuk mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau hobi yang menenangkan. Menghindari faktor-faktor ini dapat membantu mencegah penimbunan lemak di perut dan mendukung upaya Anda dalam menjaga berat badan yang sehat serta kesehatan jangka panjang. Dengan mengadopsi kebiasaan-kebiasaan sehat, dan menjauhi kebiasaan buruk ini, Anda dapat membantu menjaga perut tetap rata tanpa perlu melakukan olahraga yang berat. Namun, ingat bahwa konsistensi adalah kunci, jadi penting untuk menerapkan perubahan gaya hidup ini secara rutin dan jangka panjang. [][Rommy Rimbarawa/TBV] *penulisan artikel ini dibantu riset ChatGPT 4