Cuan Ingredients

Rp. 100.000

Waspada Efek Samping Deodoran

Adalah orang Mesir Kuno yang pertama menggunakan deodoran. Mereka menggunakan wewangian alami seperti kayu manis dan minyak esensial untuk mengatasi bau badan. Bagaimana perkembangannya sekarang? Apa efek sampingnya?

Deodoran pertama kali digunakan orang Mesir kuno yang menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu manis, minyak esensial, dan rempah-rempah untuk mengatasi bau badan. Pada abad ke-19, deodoran modern mulai dikenal. Pada tahun 1888, deodoran komersial pertama dengan nama ‘Mum’ diciptakan Edna Murphey di Philadelphia. Deodoran ini menggunakan senyawa berbasis zinc yang membantu mengontrol bau badan.

Pada awal abad ke-20, bahan kimia seperti aluminium chloride mulai digunakan dalam deodoran dan antiperspirant. Aluminium chloride bekerja dengan cara menyumbat pori-pori keringat, sehingga mengurangi produksi keringat. Pada tahun 1950-an, deodoran dalam bentuk semprot mulai diperkenalkan, diikuti deodoran dalam bentuk stik dan roll-on. Saat ini, deodoran tersedia dalam berbagai bentuk dan mengandung bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan dan alami, seperti baking soda, minyak esensial, dan ekstrak tumbuhan.

Perkembangan Deodoran

Saat ini, deodoran tersedia dalam berbagai bentuk seperti stik, semprot, dan roll-on. Bahan-bahan yang digunakan juga lebih bervariasi, termasuk bahan-bahan yang lebih alami dan ramah lingkungan. Ada juga deodoran tanpa aluminium untuk mereka yang memiliki kulit sensitif.

ilustrasi deodoran – Beautyversity | canva.com

Kelebihan dan Kekurangan Deodoran Masa Kini

Kelebihan:

▪ Efektif mengurangi bau badan.

▪ Banyak pilihan wewangian.

▪ Beberapa produk juga berfungsi sebagai antiperspirant yang mengurangi keringat.

Kekurangan:

▪ Beberapa produk mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi kulit.

▪ Deodoran berbahan aluminium dianggap berpotensi meningkatkan risiko kesehatan jangka panjang.

▪ Produk alami mungkin kurang efektif dibandingkan deodoran berbahan kimia.

Dengan perkembangan teknologi dan kesadaran akan kesehatan, deodoran masa kini terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik.

Baca Juga: Panduan Memilih Parfum Sesuai Kepribadian

Efek Samping Deodoran

ilustrasi deodoran – Beautyversity | canva.com

Efek di Tubuh:

Iritasi Kulit: Beberapa deodoran mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi di kulit sensitif. Bahan seperti alkohol dan parfum sering menjadi penyebab iritasi.

Aluminium: Ada kekhawatiran bahwa aluminium dalam antiperspirant dapat berhubungan dengan risiko kesehatan jangka panjang, seperti kanker payudara atau penyakit Alzheimer. Namun, penelitian tentang hal ini masih berlangsung dan belum ada kesimpulan yang pasti.

Efek di Pakaian:

Noda Kuning: Deodoran yang mengandung aluminium dapat bereaksi dengan keringat dan meninggalkan noda kuning pada pakaian, terutama pada bahan putih atau terang.

Residu: Beberapa deodoran meninggalkan residu putih yang dapat terlihat pada pakaian gelap atau hitam.

Upaya Mengurangi Efek Samping

Untuk mengurangi efek samping, banyak produsen deodoran sekarang menawarkan produk tanpa aluminium dan bahan kimia keras. Deodoran berbasis bahan alami seperti baking soda, minyak kelapa, dan minyak esensial menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menghindari bahan kimia sintetis. [][Rudi Tenggarawan/TBV]

*penulisan artikel ini dibantu riset Copilot

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore