Banyak orang berharap kulit glowing cepat dengan sering pakai AHA-BHA, padahal overuse justru merusak skin barrier, bikin kulit tipis, sensitif, dan mudah iritasi.
Pernah merasa sudah memakai skincare dengan tekun, tetapi kulit justru semakin merah, perih, atau muncul jerawat kecil-kecil? Kondisi seperti ini bukan disebabkan oleh produk yang salah, melainkan cara pemakaiannya. Salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan pengguna skincare adalah over-exfoliating, yaitu kondisi ketika kulit terkena exfoliant terlalu sering hingga lapisan pelindungnya ikut terkikis.
Produk exfoliating seperti AHA, BHA, PHA, peeling solution, hingga toner acid kini semakin populer karena mampu mencerahkan dan membuat kulit terasa lebih halus. Namun yang tidak banyak disadari adalah bahwa bahan-bahan ini bekerja dengan cara “mengangkat” sel kulit mati. Ketika frekuensi atau kombinasinya berlebihan, kulit tidak punya waktu untuk memulihkan diri dan akhirnya masuk ke fase kerusakan barrier.
Exfoliating sebenarnya aman bila digunakan dengan benar. Masalah muncul ketika orang berpikir bahwa skincare yang “lebih kuat” akan memberikan hasil lebih cepat. Padahal kulit memiliki batas toleransi; terlalu banyak exfoliating hanya akan membuatnya lelah, sensitif, dan kehilangan kelembapannya.
Apa yang Terjadi Saat Over-Exfoliating?
Kulit memiliki pelindung alami yang disebut skin barrier, terdiri dari lipid, ceramide, dan lapisan sel yang bertujuan menjaga kelembapan di dalam kulit dan mencegah bakteri atau iritan masuk. Exfoliating bekerja mengikis lapisan sel mati, tetapi jika terlalu sering digunakan, lapisan pelindung ini ikut terkikis.
Hasilnya, kulit menjadi rentan: cepat panas, mudah merah, dan terasa perih ketika diberi produk apa pun. Kondisi ini sering membuat pengguna semakin panik dan menambah produk lain, padahal seharusnya kulit diberi waktu untuk pulih.
Tanda-Tanda Over-Exfoliating
Ada beberapa tanda khas yang menunjukkan bahwa kulit sedang mengalami over-exfoliating:
1. Kulit terasa panas, perih, atau menyengat.
Sensasi panas atau perih setelah memakai toner acid atau serum AHA–BHA menunjukkan bahwa kulit sudah tidak mampu menahan rangsangan dari bahan aktif. Permukaan kulit menjadi lebih tipis dan saraf lebih terekspos.
2. Kulit mengelupas dan kering berlebihan.
Banyak orang mengira pengelupasan adalah tanda exfoliating bekerja, padahal yang terjadi sebenarnya adalah kehilangan kelembapan alami.
3. Kemerahan berkepanjangan.
Ini bukan “flushing sehat”. Kemerahan yang tidak hilang meski tidak memakai apa pun menandakan adanya inflamasi.
4. Muncul jerawat kecil atau bruntusan.
Barier yang rusak membuat kulit lebih mudah terinfeksi bakteri, sehingga muncul jerawat kecil merata.
5. Sensitivitas meningkat.
Produk yang biasanya aman tiba-tiba terasa perih, bahkan moisturizer sekalipun.
Kombinasi Skincare yang Harus Dihindari
Beberapa pengguna tidak menyadari bahwa mereka memakai kombinasi bahan aktif yang saling bertentangan. Kombinasi tertentu dapat membuat kulit stres, memperparah pengelupasan, dan mempercepat kerusakan barrier.
AHA + Retinol
Dua bahan ini sama-sama mempercepat pergantian sel. Digunakan bersamaan, kulit bisa mengalami iritasi parah.
BHA + Vitamin C (Ascorbic Acid)
Keduanya bekerja pada pH rendah. Bila digabung, pH kulit menjadi terlalu asam sehingga memicu sensasi terbakar.
Retinol + Benzoyl Peroxide
Dikenal sangat iritatif jika dipakai bersamaan. Hanya aman bila dipisah hari atau mengikuti arahan ahli dermatologi.
Exfoliating toner + Peeling solution dalam minggu yang sama
Meskipun terasa ringan, exfoliating toner tetap acid. Jika digabung peeling solution, terjadi double-exfoliating.
AHA/BHA daily toner + Scrub fisik
Chemical exfoliant + physical exfoliant adalah kombinasi paling berisiko karena menyebabkan microtears dan iritasi hebat.
Kesalahan-kesalahan ini sering terjadi tanpa sadar. Itu sebabnya edukasi mengenai exfoliating menjadi penting, dan seharusnya diketahui agar tidak terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki. [Nabil SF/TBV]