Flek sering dianggap akan memudar sendiri, padahal melasma memiliki mekanisme yang lebih kompleks.
Melasma adalah salah satu jenis hiperpigmentasi yang sering muncul di area wajah, terutama pipi, dahi, dan atas bibir. Banyak orang mengira flek akibat melasma tidak perlu ditangani secara khusus karena akan menghilang dengan sendirinya. Anggapan ini cukup populer, tetapi tidak sepenuhnya benar.
Berbeda dengan bekas jerawat ringan, melasma berkaitan erat dengan aktivitas pigmen yang dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Tanpa penanganan yang tepat, flek justru dapat bertahan lama atau semakin jelas. Di sinilah pentingnya membedakan mitos dan fakta terkait melasma.
Memahami karakter melasma membantu menentukan sikap yang lebih rasional terhadap perawatannya. Pendekatan yang tepat dapat membantu mengontrol kondisi kulit dan mencegah flek semakin sulit ditangani.
Fakta di Balik Melasma
Melasma terjadi akibat produksi melanin berlebih yang dipicu faktor seperti paparan sinar matahari, perubahan hormon, dan kecenderungan genetik. Pigmen ini terbentuk lebih dalam di lapisan kulit dibandingkan hiperpigmentasi biasa. Karena letaknya yang lebih dalam, melasma tidak mudah memudar tanpa bantuan perawatan.
Pada beberapa kasus, melasma memang dapat tampak memudar ketika pemicunya berkurang, misalnya setelah kehamilan atau perubahan hormon. Namun, kondisi ini tidak berarti melasma benar-benar hilang. Tanpa perlindungan dan perawatan lanjutan, flek dapat muncul kembali bahkan dengan intensitas yang lebih tinggi.
Paparan sinar UV menjadi faktor utama yang memperparah melasma. Tanpa perlindungan yang konsisten, melanin akan terus diproduksi. Inilah alasan mengapa melasma jarang benar-benar hilang jika tidak disertai langkah perawatan yang tepat.
Cara Menyikapi Melasma dengan Tepat
Langkah terpenting dalam menyikapi melasma adalah perlindungan dari sinar matahari. Penggunaan tabir surya setiap hari membantu mencegah stimulasi melanin berlebih. Tanpa perlindungan ini, perawatan apa pun tidak akan memberikan hasil optimal.
Produk perawatan dengan bahan aktif seperti niacinamide, azelaic acid, atau tranexamic acid dapat membantu mengontrol produksi melanin. Bahan-bahan ini bekerja secara bertahap untuk membantu meratakan warna kulit. Konsistensi penggunaan menjadi kunci agar hasilnya terlihat.
Pendekatan yang terlalu agresif justru perlu dihindari. Eksfoliasi berlebihan atau penggunaan bahan keras dapat memicu iritasi dan memperburuk melasma. Kulit yang meradang justru merangsang pigmen semakin aktif.
Jika melasma tidak menunjukkan perbaikan dalam jangka waktu tertentu, konsultasi dengan dokter kulit menjadi langkah yang bijak. Penanganan profesional membantu menentukan strategi perawatan yang lebih sesuai dengan kondisi kulit.
Kesimpulannya, anggapan bahwa melasma akan hilang dengan sendirinya tanpa perawatan adalah mitos. Melasma membutuhkan pendekatan yang konsisten, lembut, dan berjangka panjang. Dengan pemahaman yang tepat, kondisi kulit dapat dikelola dengan lebih baik. [][Rudi Tenggarawan/TBV]
penulisan artikel ini dibantu AI dan telah melewati proses kurasi Redaksi