Bandung, Jawa Barat, Indonesia
MythBuster

Sunscreen Racun? Yuk Kita Bedah Faktanya!

Ditulis oleh Rudi Tenggarawan Dipublikasikan pada 02 December 2025

Sunscreen Racun? Yuk Kita Bedah Faktanya!

Mitos sunscreen beracun tidak memiliki dasar ilmiah. Sunscreen aman digunakan dan penting untuk mencegah kerusakan kulit akibat sinar UV.

Isu soal sunscreen beracun kembali viral dan membuat banyak orang ragu memakainya. Benarkah sunscreen berbahaya, atau ini hanya mitos yang makin membesar?

Belakangan ini muncul lagi klaim bahwa sunscreen mengandung bahan beracun yang bisa masuk ke tubuh dan merusak organ. Narasi ini menyebar cepat, terutama di media sosial, dan membuat banyak orang takut memakai sunscreen.

Menurut American Academy of Dermatology [AAD], sunscreen adalah salah satu produk paling teruji dalam industri perawatan kulit. Semua bahan aktif harus melalui evaluasi keamanan yang ketat sebelum digunakan dalam produk komersial.

Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa beberapa bahan chemical sunscreen dapat terdeteksi dalam aliran darah dalam kadar kecil. Namun, FDA menyatakan bahwa penyerapan tidak sama dengan bahaya, dan tidak ada bukti bahwa kadar tersebut menyebabkan efek toksik.

Justru tidak memakai sunscreen jauh lebih berbahaya. Paparan UV tanpa perlindungan meningkatkan risiko kanker kulit, penuaan dini, flek, dan kerusakan sel kulit dalam jangka panjang.

Mitos-Mitos Populer tentang Sunscreen yang Bikin Orang Takut
Mitos pertama:
sunscreen mengandung bahan beracun yang bisa merusak organ. Sampai saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

Mitos kedua:
mineral sunscreen lebih aman 100% dibanding chemical sunscreen. Padahal, keduanya sama-sama aman digunakan selama mengikuti regulasi batas konsentrasi.

Mitos ketiga:
sunscreen bisa menyebabkan gangguan hormon. Beberapa bahan sedang diteliti, namun tidak ada konfirmasi ilmiah bahwa sunscreen memicu gangguan signifikan pada tubuh manusia.

Mitos keempat:
tidak perlu sunscreen jika berada di dalam ruangan. Faktanya, sinar UVA tetap menembus kaca dan dapat merusak kulit.
Fakta Ilmiah tentang Keamanan Sunscreen
World Health Organization [WHO] menyatakan bahwa paparan UV adalah penyebab utama kanker kulit. Sunscreen adalah pelindung pertama yang terbukti menurunkan risiko tersebut.

Bahan seperti avobenzone, octocrylene, dan oxybenzone telah dipelajari selama puluhan tahun. European Commission's Scientific Committee on Consumer Safety [SCCS] menyebutkan bahwa bahan-bahan ini aman pada konsentrasi yang diatur.

Untuk kulit sensitif atau jika masih ragu menggunakan chemical sunscreen, mineral sunscreen yang menggunakan zinc oxide atau titanium dioxide bisa menjadi pilihan yang lebih lembut.

Intinya, sunscreen bukan racun. Risiko yang nyata justru berasal dari paparan UV yang tidak terlindungi, yang efek negatifnya sangat jelas dan terukur secara medis. [][Rudi Tenggarawan/TBV]

penulisan artikel ini dibantu AI dan telah melewati proses kurasi Redaksi

Artikel Terkait

Sabun Kojic Acid Bisa Memutihkan Kulit dalam Seminggu?
Blog

14 Oct 2025

Sabun Kojic Acid Bisa Memutihkan Kulit dalam Seminggu?

MITOS: Ada yang bilang, sabun kojic acid sanggup memutihkan kulit dalam seminggu. Benarkah? FAKTA: Di tengah maraknya produk kecantikan di marketplace Indonesia, sabun kojic acid jadi primadona. Banyak iklan mengklaim sabun ini bisa memutihkan kulit hanya dalam seminggu. Namun, apakah klaim ini benar, atau hanya mitos pemasaran? Musim hujan seperti sekarang, dengan kulit cenderung lembap dan kusam, membuat banyak orang tergiur. Kita akan membongkar fakta ilmiah di balik sabun kojic acid, termasuk cara kerjanya, risiko, dan harapan realistis, sehingga Anda bisa membuat keputusan bijak. Apa Itu Kojic Acid dan Bagaimana Cara Kerjanya?   Kojic acid adalah bahan alami yang dihasilkan dari fermentasi jamur, sering digunakan dalam kosmetik untuk mencerahkan kulit. Menurut Journal of Cosmetic Dermatology [2022], kojic acid bekerja dengan menghambat enzim tyrosinase, yang bertanggung jawab atas produksi melanin [pigmen kulit]. Oleh karena itu, bahan ini efektif untuk mengurangi hiperpigmentasi, seperti bekas jerawat atau flek hitam.   Namun, sabun kojic acid berbeda dari krim atau serum. Karena sabun hanya bersentuhan dengan kulit sebentar sebelum dibilas, efektivitasnya terbatas dibandingkan produk leave-on. Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi kojic acid dalam sabun biasanya rendah [1-2%], sehingga efek mencerahkan membutuhkan waktu lebih lama dari yang diiklankan. Baca Juga: Tiga Mitos Masker Wajah dan Fakta di Baliknya Memutihkan Kulit dalam Seminggu?   Banyak iklan sabun kojic acid menjanjikan kulit 'putih glowing' dalam 7 hari. Sayangnya, ini tidak realistis. Berikut fakta ilmiahnya:   - Waktu Efek Nyata: Studi klinis menunjukkan perubahan warna kulit akibat kojic acid baru terlihat setelah 4-8 minggu pemakaian rutin, bukan seminggu.   - Faktor Lain: Warna kulit dipengaruhi genetika, paparan sinar UV, dan pola hidup. Sabun saja tidak cukup tanpa perlindungan sunscreen atau perawatan lain.   - Efek Sementara: Sabun kojic acid membersihkan sel kulit mati, yang bisa membuat kulit tampak lebih cerah sesaat, tetapi ini bukan 'pemutihan' permanen.   Selain itu, istilah 'memutihkan' sering menyesatkan. Kojic acid lebih cocok untuk meratakan warna kulit, bukan mengubah warna alami kulit secara drastis. Risiko dan Efek Samping   Meski kojic acid relatif aman, ada risiko yang perlu diperhatikan, terutama untuk kulit sensitif di musim hujan:   - Iritasi Kulit: Penelitian BPOM [2024] mencatat bahwa kojic acid dosis tinggi dapat menyebabkan kemerahan atau rasa terbakar, terutama jika sabun digunakan terlalu sering.   - Produk Palsu: Banyak sabun kojic acid di pasaran tidak terdaftar BPOM dan mungkin mengandung bahan berbahaya seperti merkuri. Pastikan memilih produk dengan label resmi.   - Fotosensitivitas: Kojic acid bisa membuat kulit lebih sensitif terhadap matahari, jadi penggunaan sunscreen wajib, terutama saat cuaca mendung di musim hujan.   Untuk meminimalkan risiko, lakukan uji coba pada area kecil kulit sebelum penggunaan rutin. Baca Juga: Apakah Parfum Harus Disemprot ke Seluruh Tubuh? Cara Pakai Sabun Kojic Acid yang Aman   Agar efektif dan aman, ikuti langkah berikut:   1. Gunakan 1-2 Kali Sehari: Busakan sabun, aplikasikan ke wajah selama 20-30 detik, lalu bilas hingga bersih.   2. Kombinasikan dengan Sunscreen: Lindungi kulit dari UV dengan sunscreen SPF 30+ setelahnya.   3. Lengkapi dengan Pelembap: Gunakan pelembap berbasis air untuk mencegah kekeringan, yang umum di musim hujan.   Sebagai inspirasi lokal, beberapa UMKM Indonesia mengombinasikan kojic acid dengan ekstrak beras atau kunyit, yang kaya antioksidan. Produk ini sering lebih ramah untuk kulit tropis. Alternatif untuk Hasil Lebih Cepat   Jika ingin hasil lebih cepat, pertimbangkan produk leave-on seperti serum kojic acid atau krim dengan konsentrasi lebih tinggi [tentu dengan saran dokter kulit]. Selain itu, perawatan seperti chemical peeling di klinik terpercaya bisa lebih efektif untuk hiperpigmentasi, meski harus hati-hati pada kulit berminyak. Beauties, sabun kojic acid memang bisa membantu mencerahkan kulit dan mengurangi flek hitam, tetapi klaim 'putih dalam seminggu' adalah mitos. Efek nyata membutuhkan waktu, konsistensi, dan kombinasi dengan perawatan lain seperti sunscreen. Oleh karena itu, pilih produk terdaftar BPOM, gunakan dengan benar, dan kelola ekspektasi Anda. Untuk tips lebih lanjut, cek artikel kami di rubrik SkinCare tentang memilih sunscreen atau perawatan flek hitam. [][Vikalena Lasmoskwa/TBV]  Sumber Eksternal:   - [BPOM: Keamanan Kosmetik] - Journal of Cosmetic Dermatology [2022] 

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap
MythBuster

30 Oct 2025

Mitos Kulit Berminyak Tak Butuh Pelembap

Kulit berminyak tetap membutuhkan pelembap — bukan untuk menambah minyak, tapi untuk menyeimbangkan hidrasi alami kulit.

Benarkah Minyak Kelapa Dapat Menggantikan Sunscreen?
MythBuster

14 Oct 2025

Benarkah Minyak Kelapa Dapat Menggantikan Sunscreen?

MITOS: Minyak kelapa dapat digunakan sebagai pengganti sunscreen. FAKTA: Minyak kelapa sering disebut-sebut sebagai alternatif alami untuk sunscreen, namun anggapan ini merupakan mitos yang tidak didukung oleh bukti ilmiah yang memadai. Faktanya, minyak kelapa hanya memiliki nilai SPF [Sun Protection Factor] sekitar 4 hingga 7. Angka ini sangat rendah dibandingkan dengan SPF minimal 30 yang direkomendasikan dermatolog untuk perlindungan yang efektif terhadap sinar UV. Minyak kelapa memang memiliki sifat melembapkan yang baik dan bisa membantu dalam menutrisi kulit. Namun, kemampuannya dalam melindungi kulit dari efek berbahaya sinar matahari sangat terbatas. Sinar UV dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti luka bakar, penuaan dini, dan pada kasus yang lebih serius, kanker kulit. Mengandalkan minyak kelapa sebagai sunscreen berarti membiarkan kulit terpapar risiko-risiko ini. ilustrasi minyak kelapa - Beautyversity | canva.com Dermatolog dan ahli kulit secara konsisten menyarankan penggunaan produk sunscreen yang telah teruji secara klinis dan memiliki SPF tinggi. Produk ini dirancang khusus untuk memblokir atau menyerap sinar UVA dan UVB yang berbahaya. Untuk perlindungan optimal, sunscreen harus diaplikasikan ulang setiap dua jam atau segera setelah berenang atau berkeringat. Penting untuk memahami bahwa tidak ada alternatif alami yang efektif untuk menggantikan sunscreen yang telah teruji secara klinis. Penggunaan minyak kelapa boleh-boleh saja sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit karena manfaat pelembapnya, namun jangan mengandalkannya sebagai pengganti sunscreen. Selalu pilihlah produk perlindungan matahari yang sesuai dengan kebutuhan kulit Anda dan ikuti rekomendasi para ahli untuk menjaga kesehatan kulit Anda dari paparan sinar matahari. Dapatkah Minyak Kelapa Digunakan untuk Kosmetik? Ya, minyak kelapa dapat digunakan dalam kosmetik atau makeup, dan telah populer karena manfaatnya yang beragam untuk perawatan kulit dan rambut. Berikut adalah beberapa cara penggunaan minyak kelapa dalam produk kecantikan: 1. Pelembap Kulit: Minyak kelapa adalah pelembap alami yang efektif dan bisa digunakan langsung pada kulit sebagai losion tubuh untuk meningkatkan hidrasi dan kelembutan kulit. 2. Pembersih Makeup: Minyak kelapa bisa efektif untuk menghapus makeup, termasuk maskara waterproof. Ia bekerja dengan melarutkan minyak dan lilin dalam produk makeup, membuatnya mudah dibersihkan. 3. Pengganti Lip Balm: Karena sifat pelembapnya, minyak kelapa bisa digunakan sebagai lip balm untuk melembutkan dan merawat bibir kering atau pecah-pecah. Baca Juga: Benarkah Pori-Pori Bisa Mengecil? Ini Fakta Sebenarnya.. 4. Bahan dalam Produk Kosmetik: Minyak kelapa sering ditambahkan ke dalam formula produk kosmetik seperti krim, losion, dan balm. Ia membantu untuk meningkatkan tekstur produk dan memberikan manfaat pelembap. ilustrasi minyak kelapa - Beautyversity | canva.com 5. Primer Makeup: Bagi beberapa orang, minyak kelapa dapat berfungsi sebagai primer untuk membantu makeup tahan lebih lama, meskipun ini mungkin tidak cocok untuk setiap jenis kulit, terutama yang berminyak atau berjerawat. 6. Perawatan Rambut: Minyak kelapa juga populer sebagai masker rambut atau serum ujung rambut untuk menambah kilau, kelembutan, dan mengurangi frizz. Meskipun minyak kelapa memiliki banyak manfaat, penting untuk diingat bahwa tidak semua jenis kulit cocok dengan penggunaan minyak kelapa, terutama kulit yang cenderung berjerawat atau sangat berminyak. Minyak kelapa dapat menyumbat pori dan memicu timbulnya jerawat pada beberapa orang. Oleh karena itu, selalu baik untuk melakukan patch test di area kulit yang kecil terlebih dahulu sebelum menggunakan minyak kelapa secara luas pada kulit, terutama di wajah. [][Vikalena Lasmoskwa/TBV] *penulisan artikel ini dibantu riset ChatGPT 4

Cowok Juga Mau Punya Kulit Sehat, Kenapa Enggak?
MenZone

04 Nov 2025

Cowok Juga Mau Punya Kulit Sehat, Kenapa Enggak?

Cowok juga perlu skincare. Cukup tiga langkah: cuci muka, lembapkan, dan pakai sunscreen. Simple, tapi hasilnya nyata.