Makan Cokelat Memicu Jerawat?

[ilustrasi cokelat dan jerawat - Beautyversity | canva.com]

MITOS: Jangan makan cokelat, karena dapat memicu tumbuhnya jerawat.


FAKTA: Cokelat dan jerawat sering kali dihubungkan dalam mitos kecantikan yang beredar di masyarakat. Banyak orang meyakini bahwa mengonsumsi cokelat dapat menyebabkan jerawat atau memperburuk kondisi kulit. Namun, seberapa benar klaim ini? Mari kita bongkar mitos ini dan temukan fakta yang sesungguhnya.

Mitos yang mengaitkan makan cokelat dengan jerawat telah ada sejak lama. Beberapa orang percaya bahwa kandungan gula dan lemak dalam cokelat dapat merangsang produksi minyak berlebih di kulit, yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Namun, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa hubungan antara makan cokelat dan jerawat tidak sesederhana itu.

 

Meski begitu, studi-studi ilmiah belum memberikan bukti kuat yang mendukung klaim bahwa makan cokelat secara langsung menyebabkan jerawat. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menguji hubungan ini, dan kebanyakan dari mereka tidak menemukan korelasi yang signifikan antara konsumsi cokelat dan jerawat. Faktor lain, seperti genetika, hormon, dan perawatan kulit, dapat memiliki peran yang lebih besar dalam penampilan jerawat.

ilustrasi cokelat dan jerawat - Beautyversity 2.jpg

ilustrasi cokelat dan jerawat - Beautyversity | canva.com

 

Penyebab Umum Jerawat

Jerawat dapat disebabkan sejumlah faktor yang melibatkan perubahan dalam folikel rambut dan kelenjar minyak di bawah kulit. Beberapa penyebab umum jerawat meliputi:

1. Produksi Minyak yang Berlebihan: Kelenjar minyak [sebaceous gland] di kulit menghasilkan minyak [sebum] untuk menjaga kulit tetap lembap. Produksi minyak yang berlebihan dapat menyebabkan penyumbatan folikel rambut, yang merupakan langkah awal dalam pembentukan jerawat.

2. Perubahan Hormon: Peningkatan produksi hormon, terutama androgen, dapat meningkatkan produksi minyak dan menyebabkan pembesaran kelenjar minyak. Ini adalah alasan mengapa remaja sering mengalami jerawat selama masa pubertas, dan juga mengapa wanita dapat mengalami jerawat sebelum menstruasi.


3. Keratinisasi yang Tidak Normal: Kulit kita secara alami menghasilkan protein bernama keratin. Namun, jika produksi keratin meningkat atau tidak normal, dapat menyebabkan sumbatan di dalam folikel rambut dan memicu jerawat.


4. Bakteri Propionibacterium acnes: Bakteri ini biasanya ada di kulit dan hidup dalam kelenjar minyak. Saat folikel rambut tersumbat, bakteri ini dapat berkembang biak dan menyebabkan peradangan, yang mengarah pada jerawat inflamasi.

5. Faktor Genetika: Kecenderungan untuk mengalami jerawat juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetika. Jika orang tua Anda memiliki riwayat jerawat, Anda mungkin lebih rentan mengalami kondisi ini.

ilustrasi cokelat dan jerawat - Beautyversity 3.jpg

ilustrasi cokelat dan jerawat - Beautyversity | canva.com

6. Faktor Lingkungan: Paparan terhadap polusi udara, debu, dan bahan kimia tertentu juga dapat berkontribusi pada perkembangan jerawat. Penggunaan produk perawatan kulit yang tidak sesuai atau mengandung bahan iritan juga dapat memainkan peran.

 

Baca Juga: Benarkah Merokok Membuat Bibir Jadi Hitam?

 

7. Pemakaian Produk Komedogenik: Penggunaan produk perawatan kulit atau makeup yang mengandung bahan komedogenik, yang dapat menyumbat pori-pori, dapat menyebabkan timbulnya jerawat.

 

8. Faktor Stres: Meskipun hubungan antara stres dan jerawat belum sepenuhnya dipahami, beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi produksi hormon dan memperburuk kondisi kulit.

 

Memahami penyebab jerawat adalah langkah penting dalam mengatasi masalah ini. Perawatan yang efektif seringkali melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup, perawatan kulit yang tepat, dan, dalam beberapa kasus, konsultasi dengan profesional kesehatan kulit.

ilustrasi cokelat dan jerawat - Beautyversity 5.jpg

ilustrasi cokelat dan jerawat - Beautyversity | canva.com

Tips untuk Menjaga Kesehatan Kulit

1. Perhatikan Pola Makan Keseluruhan: Fokus pada pola makan keseluruhan dan bukan hanya satu jenis makanan tertentu. Asupan gizi yang seimbang dapat mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan.

 

2. Perhatikan Jenis Cokelat yang Dikonsumsi: Cokelat hitam, khususnya yang memiliki kandungan kakao tinggi, dapat memberikan manfaat antioksidan yang baik untuk kesehatan kulit. Sebaliknya, cokelat susu atau putih dengan kandungan gula tinggi sebaiknya dikonsumsi dengan bijaksana.

 

Mitos bahwa makan cokelat secara langsung menyebabkan jerawat dapat dianggap sebagai klaim yang terlalu umum. Kesehatan kulit dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola makan secara keseluruhan, genetika, dan perawatan kulit. Jadi, sambil tetap menikmati cokelat dengan bijak, penting juga untuk menjaga pola makan sehat dan rutin merawat kulit agar tetap bersinar dan sehat.

 

Sebelum mempercayai mitos seputar kecantikan, penting untuk memeriksa fakta ilmiah yang ada. Dengan mengetahui informasi yang akurat, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan kulit dan tubuh secara keseluruhan. [][Rudi Tenggarawan/TBV]

Inspirasi:

1. HealthLine.com [2017]: Does Chocolate Cause Acne?

2. CNN.com [2019]: Does chocolate cause acne? After many studies, the answer is … ‘complicated’

3. VeryWellHealth.com [2022] Does Chocolate Cause Acne?

4. Allure.com [2023]: Does Chocolate Really Cause Acne?

5. TheGuardian.com [2023]: Chocolate doesn’t cause acne – but carrots do help you see in the dark: the best and worst health myths and wisdom

*penulisan artikel ini dibantu ChatGPT

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !