Catatan Redaksi: Masih dari gelaran Indonesia Cosmetics Ingredients [ICI] 2022 yang dihelat di JIExpo Kemayoran Jakarta 25-27 Oktober lalu, ada sejumlah materi seminar yang menarik disimak. Kami akan menurunkannya dalam sejumlah artikel berikut ini.
Seminar kali ini disajikan dua sesi: Mr. Romuald Vallee dari Codif dan dr. Sam Shefer dari Salvona.
Romuald Vallee mengampu seminar tentang solusi untuk membantu kulit menghadapi agresi harian dengan tetap menjaga tingkat hidrasi yang optimal menjelaskan tentang konsep konsep exposome, yang diperkenalkan pada tahun 2004, Profesor Wild, Direktur IARC [Badan Internasional untuk Penelitian Kanker].
Paparan mencakup semua faktor lingkungan dan perilaku yang berdampak di kulit kita, yang di antaranya, adalah polusi udara, paparan sinar UV, nutrisi, stres sehari-hari, dll. Eksposome menginduksi stres oksidatif setiap hari yang merusak protein. Akumulasi protein yang rusak bersifat racun bagi sel, yang kemudian akan menjadi racun bagi lingkungan.
Hal ini dapat menyebabkan peradangan, de-strukturisasi fungsi penghalang, kehilangan air dan kemerahan.
CODIF TN telah bekerja pada bahan aktif bio-inspired yang secara khusus telah dilakukan tes/riset terhadap jenis kulit Asia.
Hal ini untuk membantu regenerasi penghalang kulit, dua kali lebih cepat, mengatasi kerusakan akibat paparan, serta memberikan kulit hidrasi hingga kebagian dalam, bahkan saat terkena polusi. Kulit menjadi lebih tangguh, dan sempurna, serta tetap segar dalam segala kondisi.
Baca Juga: Seminar Sistem Pengiriman Aktif: Memanjakan Kulit Kapan Pun, di Mana Pun
Sementara itu, dr. Sam Shefer dari Salvona yang mengampu seminar tentang pentingnya formulasi produk perawatan kulit dengan teknologi canggih menjelaskan tentang pengembang produk yang memiliki dilema berkelanjutan saat melakukan rumusan formula produk.
Di satu sisi, bahan fungsional yang umum digunakan --termasuk yang digunakan untuk anti-penuaan-- haruslah larut dalam air pada bahan yang dapat disuspensikan ke dalam formula lotion, krim, dan serum.
Di sisi lain, kulit memiliki sifat hidrofobik yang menolak bahan yang larut dalam air. Selain itu, sebagian besar molekul yang larut dalam air tidak menempel di kulit untuk memungkinkan pelepasan yang berkelanjutan tidak menembus lapisan kulit yang lebih dalam, walaupun hak tersebut adalah yang paling dibutuhkan.
Akibatnya, produk mungkin menunjukkan kemanjuran hanya setelah sering dipakai dalam waktu yang lama.
Presentasi dr. Shefer membahas solusi berbasis teknologi unik, yang akan menawarkan daya rekat kulit yang lebih baik, kompatibilitas bo yang ditingkatkan, dan hasil visual yang dipercepat. [][Shinta Larasati Supadi/TBV]
Komentar
Belum ada komentar !