Pengantar Redaksi
Seminar Nasional dan Workshop bertema “Innovative Trends and Technology in Cosmetics” [ITTC] yang digelar Labcos dan Magister Farmasi Unpad beberapa waktu lalu di Universitas Padjajaran menghasilkan banyak ilmu dan membuka wawasan tentang kemajuan kosmetik Indonesia. Redaksi Beautyversity akan menurunkan tulisan tentang materi seminar dan workshop agar yang tidak ikut acara tersebut tetap dapat mendapat ilmunya.
Seminar terakhir di IITC pada 15 Februari 2023 di Universitas Padjajaran membahas tentang kecantikan untuk ibu hamil dan menyusui yang dipresentasikan Dr. Akhmad Yogi Pramatirta, dr. SpOG, Subsp. KFm, M.Kes., atau sering disapa Kang Yogi.
Ketika Ibu hamil, terjadi banyak perubahan pada tubuh seperti berat badan dan kulit. Terjadi peningkatan dalam berat badan dalam janin [3 kg], plasenta [0,5 kg], air tuban [1 kg], rahim [awalnya 30gr menjadi 1kg], penimbunan lemak [1,5 kg], penimbunan zat putih telur [2 kg], retensi air [1,5 gr] dan penimbunan protein dan zat lemak dalam darah.
Perubahan warna kulit yang terjadi berupa hiperpigmentasi di areola mammae, papilla mammae, di median perut [linea alba], dan area muka [cloasma gravidarum], garis-garis memanjang atau serong [striae] yang kadang muncul di payudara dan paha, serta garis-garis putih agak mengilat yang merupakan bekas parut. Payudara ibu hamil dan menyusui pun akan berubah dengan membesar karena hipertrofi alveoli, menjadi hipersensitif, kadang terdapat gambaran vena yang meluas, dan puting biasanya akan membesar dan lebih tua warnanya dan mengeluarkan cairan kuning dan lengket [colostrum].
Kang Yogi membuat survey online di Instagram-nya dengan memberikan pertanyaan "Apakah ibu hamil ingin tetap cantik?" dan 95% dari 1.011 responden menjawab bahwa cantik adalah hal penting untuk ibu hamil. Bagaimana cara mereka menjaga kecantikan saat menjalani kehamilan?
Jerawat dapat tumbuh lebih banyak di ibu hamil karena aliran darah dan produksi
minyak dan faktor risiko seperti usia muda [< 25 tahun], primigravida, sindrom ovarium polikistik, berat badan ibu dan janin berlebih, dan jenis kelamin perempuan berjanin. Jerawat-jerawat tersebut tidak hanya tumbuh di wajah, tapi bisa menyebar ke seluruh tubuh. Untuk mengatasinya bisa menggunakan obat-obatan topikal relatif karena aman, hindari oral tetrasiklin, Isotretinoin, Spironolactone, Trimethoprim-sulfamethoxazole, Tazarotene, adapalene, tretinoin dan trifarotene, menjaga kebersihan kulit dengan rajin mencuci muka, menghindari scrub abrasive dan eksfolian yang dapat mengiritasi kulit sensitif, dan mengganti handuk dan pakaian bersih setiap hari.
Baca Juga: Seminar Uji Manfaat dan Klaim Kosmetika di ITTC
Chloasma gravidarum adalah bintik-bintik hitam yang muncul di wajah ibu hamil karena peningkatan melanin. Kemungkinan seorang ibu hamil mendapatkannya sekitar 23,5%. Untuk mengatasinya bisa dengan hydroquinone, tretinoin, kortikosteroid, chemical peel, dan laser. Cara mencegah cloasma gravidarum adalah dengan menggunakan topi lebar ketika keluar rumah, menggunakan sunscreen broad spectrum, dan kurangi paparan pada sinar matahari, terutama antara pukul 10.00-14.00.
Stretch marks adalah masalah kulit ibu hamil yang sering dijumpai dengan kemungkinan insidensi sekitar 67,9%. Stretch marks terjadi karena peregangan kulit yang akut dan akan membuat kulit menjadi lebih kering. Stretch marks memiliki dua jenis yaitu tahap akut [striae rubrae] yang ditandai dengan lesi awal yang eritematosa, merah dan datar yang sejajar tegak lurus dengan arah ketegangan kulit, dan tahap kronis [striae albae] yang memiliki tanda sudah memudar dan tampak atrofi, keriput, dan hipopigmentasi. Untuk mengobatinya bisa menggunakan lotion dan krim yang mengandung Tretinoin, Trofolastin, Alphastria, cocoa butter, olive oil, dan silicone gel atau dengan laser therapy, light therapy, acid peel treatments, collagen injection, laser lipolysis, radiofrequency, dan mikrodermabrasi.
Body contouring/shaping adalah sebuah prosedur medis untuk membentuk tubuh menjadi bentuk yang diinginkan dengan berbagai prosedur seperti tummy tuck, liposuction, breast enhancement, dan vaginal rejuvenation. Prosedur ini tidak akan meningkatkan angka kejadian prematur atau berat badan bayi lahir rendah pada wanita yang pernah body contouring sebelum hamil. Lantas, apakah perlu melakukan body contouring/shaping saat hamil? Disarankan tidak karena perubahan drastis saat hamil membuat prosedur ini akan semakin sulit untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan sebaiknya melakukannya setelah bayi sudah dilahirkan.
Banyak perubahan di kulit yang terjadi selama kehamilan seperti stretch marks dan chloasma gravidarum. Sehingga menjaga kesehatan dan kecantikan kulit selama kehamilan adalah suatu hal yang penting untuk dilakukan. [][Haykal Denyut Pertama/TBV]
Komentar
Belum ada komentar !