Tren Kosmetik 2022, Lebih Ringkas dan Fungsional

Pada tiap jelang pergantian tahun, dunia kecantikan biasanya diramaikan dengan aneka prediksi terkait dengan tren yang akan datang. Tren kosmetik dimunculkan oleh industri kecantikan yang tentu saja memiliki kepentingan untuk penjualan mereka.

Seperti kita tahu, pandemi COVID-19 telah berdampak terhadap berbagai sektor industri, termasuk industri kecantikan. Data dari Euromonitor menunjukkan growth rate revenue atau tingkat pertumbuhan pendapatan produk kosmetik di Indonesia pada 2020 lalu mengalami penurunan hingga 4%. Di sisi lain, para pelaku usaha bidang kosmetik tampaknya tetap optimis dengan terus melakukan adaptasi dan penyesuaian. 

Ini dia beberapa hal diperkirakan bakal menjadi tren dan akan dikembangkan oleh produsen kosmetik: 

1. Hibrida

Hibrida menjadi jawaban bagi kebutuhan akan kepraktisan dan penghematan. Bagaimana tidak praktis dan hemat jika dua elemen makeup atau skincare dikemas dalam satu produk. Jenis produknya misalnya Serum Cushion, Serum Concealer, Tinted Moisturizer, Tinted Sunscreen, dan lain-lain.

Pandemi telah memberikan dampak bagi finansial sebagian besar kita. Yang tentu saja memaksa kita menentukan skala prioritas dalam pembelanjaan. Kosmetik bisa jadi tak cukup diuntungkan dengan menempati posisi yang tak cukup penting dibandingkan dengan kebutuhan lain. Kondisi ini direspon produk kecantikan dengan menerbitkan rangkaian produk kosmetik hibrida. Banyak produsen yang telah merilis produk hibrida ini, seperti alas bedak yang dilengkapi dengan kandungan pelembap dan tabir surya, atau lipstik dengan kandungan vitamin C, dan masih banyak yang lainnya.

Pada tahun-tahun mendatang, kosmetik hibrida diprediksi bakal makin marak dengan kandungan yang lebih mengerucut kepada fungsi yang lebih optimal. 

2. Kolaborasi

Dalam upaya menyiasati dampak pandemi, berbagai lini usaha berupaya untuk melakukan kolaborasi agar tetap bertahan dan bersiap dengan tantangan baru. Hal ini berlaku juga bagi pelaku industri dan bisnis berbagai merek kecantikan lokal di tanah air. Selain terkait dengan kapital, kolaborasi menjadi langkah yang efektif untuk menggabungkan pasar dan meningkatkan brand awareness secara kolektif. 

Salah satu contoh yang sudah ada di pasar tanah air adalah lahirnya Coffeeinc Lip Scrub, produk kosmetik untuk bibir berbahan dasar kopi yang merupakan kolaborasi antara Somethinc dengan Kopi Kenangan. 

3. Glossy dan gemerlap

Dua tahun terakhir, selama pandemi berlangsung, masker menjadi bagian dari fashion. Yang menarik, meski sebagian wajah tertutupi masker, namun para wanita masih menggemari lipstik dan memasukkannya dalam daftar belanjaan. 

Untuk tahun depan pun, lipstik masih diprediksi sebagai produk kosmetik yang cukup mendominasi. Bahkan, dengan perkiraan dampak pandemi yang menyurut dan menuju normal, produk-produk kosmetik untuk bibir diperkirakan bakal mengalami peningkatan. Banyak wanita yang sudah kangen 'unjuk bibir'. Yang diprediksi akan menjadi favorit adalah lipstik bernuansa glossy. Keinginan untuk menonjolkan pesona bibir dengan tampilan bibir yang berkilau dan berkesan basah. 

Selain lipstik dalam tampilan glossy, yang diperkirakan akan menjadi tren adalah kosmetik glittery atau gemerlap.

4. Eco-Friendly

Semakin hari, kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan sekitar semakin meningkat. Yang sebelumnya tak cukup hirau dengan proses uji coba kosmetik, kini banyak yang menelisik apakah pembuatan kosmetik melibatkan penyiksaan terhadap binatang, misalnya. Para pelaku industri kecantikan pun mulai menanggapi dengan menghadirkan pilihan produk ramah lingkungan. Produksi kosmetik dibarengi dengan kampanye untuk makin meningkatkan kepedulian, sesuai dengan nilai yang ditawarkan, seperti cruelty freevegansustainability, natural, dan lain-lain.

4. Menonjolkan keunikan personal

Dalam beberapa tahun terakhirnya sudah terbilang banyak produsen produk kecantikan yang menggaungkan fungsi kosmetik dengan lebih personal, bersanding dengan gerakan self-love yang marak diserukan di seantero dunia. Standar kecantikan tak lagi diserahkan kepada subjek yang melihat, melainkan kepada sang pemiliknya sendiri. Model yang dipakai pun tak lagi yang memenuhi standar kecantikan sebelumnya yang tinggi, langsing, putih. Para produsen kosmetik mulai melirik para perempuan dengan kulit berwarna, rambut keriting, bentuk tubuh yang tak langsing, bahkan difabel. 

Selain kosmetik bagi kaum wanita, yang makin berkembang pesat adalah produk untuk pria. Tahun-tahun terakhir banyak produsen kosmetik yang mengambil lahan tersebut. Tren kosmetik pada tahun-tahun mendatang diprediksi bakal makin diramaikan produk skincare dan kosmetik untuk kaum pria. [][Tim Beautyversity]

Tags:
Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !