Pernahkah Anda melihat pria yang di kulitnya tersebar bintik-bintik hitam? Kalau iya, Anda melihat seseorang yang memiliki kondisi hiperpigmentasi. Bagaimana mengenyahkannya?
Hiperpigmentasi dapat terjadi kepada semua orang karena faktor-faktor tertentu dan dapat memicu penyakit yang lebih parah. Mari kita ulas tentang pengertian hiperpigmentasi dan cara mengatasinya.
Hiperpigmentasi adalah sebuah kondisi kulit yang terlihat ketika bintik-bintik berwarna hitam, pink, atau cokelat muncul di kulit. Ada berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya hiperpigmentasi yaitu:
1. Faktor genetik
2. Kerusakan karena terpaan sinar UV matahari
3. Perubahan hormon [saat hamil atau pubertas]
4. Terjadi inflamasi kulit
5. Kekurangan vitamin B12
Ada berbagai jenis hiperpigmentasi dengan warna yang berbeda dan bisa muncul di daerah tubuh tertentu dan memiliki sebab yang berbeda-beda. Berikut adalah jenis-jenis dari hiperpigmentasi:
1. Melasma
Melasma memiliki nama lain yaitu chloasma yang berarti topeng kehamilan karena merupakan sebab utamanya. Selain seringnya terjadi di ibu hamil, melasma sering muncul di perempuan yang sedang menggunakan pil KB, dan orang yang memiliki kulit gelap. Hiperpigmentasi di melasma berupa bintik yang besar yang lebih gelap dari warna kulit asli. Melasma biasanya tumbuh di daerah dahi, wajah, dan perut.
2. Age spot
Hiperpigmentasi jenis age spot terjadi sebagai pertanda bahwa kulit sudah rusak karena terpaan sinar UV matahari. Age spot memiliki nama lain yaitu liver spot dan solar lentigines. Age spot berupa bintik hitam atau cokelat yang muncul di daerah wajah, tangan, atau bagian tubuh lainnya yang sering terkena sinar matahari. Age spot sering dialami oleh orang lanjut usia atau orang-orang yang sering terkena sinar UV matahari langsung.
3. Post inflammatory
Sesuai dengan namanya, jenis ini didapatkan setelah terjadinya inflamasi atau luka di kulit seperti eczema dan jerawat. Hiperpigmentasi setelah inflamasi dapat tumbuh di mana saja dalam tubuh seperti wajah, bahu, atau punggung. Bentuk hiperpigmentasinya berupa bintik-bintik hitam yang muncul setelah kulit terinflamasi.
Baca Juga: Apa itu Folikulitis?
Hiperpigmentasi tidak akan memberikan gejala apapun. Namun, jika Anda mengalami hiperpigmentasi karena kerusakan dari sinar UV matahari, maka Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit.
Biasanya hiperpigmentasi bisa hilang begitu saja dalam jangka waktu yang tidak lama. Tapi terkadang hiperpigmentasi perlu pengobatan lebih lanjut agar cepat hilang. Untuk mengobatinya Anda bisa menggunakan beberapa krim topikal krim seperti salicylic acid atau glycolic acid serta mengubah gaya hidup seperti mengonsumsi vitamin, menghindari menggunakan obat yang dapat memicu hiperpigmentasi, dan melindungi kulit yang terkena hiperpigmentasi dari sinar matahari agar tidak semakin parah.
Anda bisa mencegah hiperpigmentasi terjadi jika Anda mengalaminya bukan karena faktor genetik atau perubahan hormon. Caranya adalah pastikan selalu melakukan skincare rutin setiap hari untuk menjaga kulit dari terjadinya inflamasi, menggunakan sunscreen SPF 30 atau lebih setiap dua jam sekali, melindungi kulit dengan memakai topi dan pakaian lengan panjang, menghindari sinar matahari setelah jam 11 siang, dan mengonsumsi makanan-makanan yang kaya vitamin B12 seperti daging sapi.
Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit yang membuat bintik-bintik muncul di tubuh sehingga dapat merusak penampilan. Meski tidak memberikan gejala apapun, hiperpigmentasi karena sinar UV matahari dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Lindungilah kulit dengan sunscreen SPF 30 atau lebih serta hindari terkena sinar matahari secara berlebihan, agar tidak terkena hiperpigmentasi. [][Haykal Denyut Pertama/TBV]
Sumber:
1. Healthline.com [2022]: What You Should Know About Hyperpigmentation
2. Medicalnewstoday.com [2023]: What to Know About Hyperpigmentation
3. Clevelandclinic.org [2023]: Hyperpigmentation
Komentar
Belum ada komentar !